Menteri Agama Doakan Habib Luthfi Kuat Jadi Pengayom Bangsa

Rabu, 10 April 2019 - 20:25 WIB
Menteri Agama Doakan Habib Luthfi Kuat Jadi Pengayom Bangsa
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersalaman dengan Habib Luthfi bin Yahya saat menutup Konferensi Ulama Sufi Internasional di Kota Pekalongan, Rabu (10/4/2019). FOTO/IST/KEMENAG
A A A
PEKALONGAN - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik atas terpilihnya Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (JATMAN), Habib Luthfi bin Yahya menjadi pemimpin Majelis Tasis Muntada Sufi Alami (Forum Ulama Sufi Dunia).

"Saya ikut mendoakan semoga beliau senantiasa diberi kekuatan dan kemampuan oleh Allah SWT untuk terus mengayomi kita semua," kata usai menutup Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan seperti dikutip dari situs resmi Kemenag, Rabu (10/4/2019).

Menurut Menag, sejarah mencatat bahwa ulama sufi dan tarekat selalu mengambil peran penting dalam perjalanan bangsa. Mereka memiliki kepedulian besar pada kehidupan sosial, politik, pendidikan dan kemasyarakatan. Mereka menulis kitab, mengajar agama, membimbing penguasa, dan sekaligus juga aktif melawan penjajajan dan kolonialisme. (Baca Juga: Habib Lutfi bin Yahya Terpilih sebagai Pimpinan Forum Sufi Dunia)

Pada masa kolonial misalnya, kata Menag, tarekat tampil sebagai sebuah gerakan perlawanan untuk memerangi penjajah Belanda. Ada sejumlah gerakan perlawanan besar, mulai dari perlawanan Syekh Yusuf al-Makassari di Banten, Perang Jawa (1825-1830) yang dimotori oleh Pangerang Diponegoro, Perang Cilegon (1888) yang dipimpin oleh KH. Tubagus Muhammad Falak (1842-1972), perlawanan Singaparna di bawah pimpinan K.H. Zaenal Musthafa, perlawanan di Paterongan Jombang oleh K.H. Romli, perlawanan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (1859-1862), perlawanan Haji Rifa’i (Ripangi) dari Kalisasak Pemalang (1859), Peristiwa Cianjur-Sukabumi (1885), Gerakan Petani Samin (1890-1917), hingga Peristiwa Garut (1919).

Menag berharap di bawah kepemimpinan Habib Luthfi, Forum Sufi Dunia dapat berperan dalam merespon dinamika dakwah dan kehidupan keagamaan di era milenial. Generasi digital harus memahami bahwa para ulama sufi menyebarkan Islam dengan akhlak yang mulia, sehingga dakwah Islam menjadi lebih efektif dan damai.

"Mari kita jadikan situasi umat kekinian yang sedang gundah gelisah ini sebagai momentum untuk merevitalisasi kembali gerakan tarekat dan tasawuf. Mari kita berdoa semoga di tahun politik ini, bangsa kita, Indonesia, dijaga dan diselamatkan dari perpecahan, terus menjaga perdamaian, serta merawat semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," katanya. (Baca Juga: Menag Ajak Ulama Sufi Dunia Berdakwah lewat Media Sosial)
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9418 seconds (0.1#10.140)