Ini Tiga Faktor Pernikahan Anak di Gunungkidul

Minggu, 07 Juli 2019 - 01:26 WIB
Ini Tiga Faktor Pernikahan Anak di Gunungkidul
Mahasiswa Magister Ilmu Komunukasi UAJY menggelar penyuluhan pencegahan pernikahan anak melalui acara Srawung Ngobrolin Dampak Pernikahan Anak dan Solusi Pencegahan di Balai Desa Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul, Sabtu (6/7/2019) sore. FOTO/ IST
A A A
GUNUNGKIDUL - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Adam Qodar mengatakan berdasarkan hasil riset awal, ada tiga faktor yang menyebabkan masih tingginya pernikahan anak di Gunungkidul, yaitu agama, budaya dan ekonomi.

Faktor agama, karena masih banyak orangtua yang beranggapan daripada anaknya pacaran, dan itu merupakan perbuatan mendekati zina, maka lebih baik dinikahkan. Aspek budaya, masalah utama disebabkan oleh pergaulan bebas yang kemudian terjadinya hamil di luar nikah. Aspek ekonomi, karena faktor kemiskinan, orangtua menikahkan anaknya agar tidak menjadi beban di keluarga.

“Itulah tiga faktor hasil riset awal kami soal terjadinya pernikahanan anak di Gunungkidul,” kata Adam Qodar dalam siaran persnya kepada SINDOnews, Sabtu (6/7/2019) sore.

Adam Qodari menjelaskan karena dari sisi mental, psikologi, emosional dan ekonomi anak belum cukup siap, maka itu perlu ada solusi, terutama untuk mencegah terjadinya pernikahan anak tersebut. Baik melalui regulasi. pendampingan maupun edukasi.

“Karena itulah kami menggelar penyuluhan pencegahan pernikahan anak melalui acara "Srawung" Ngobrolin Dampak Pernikahan Anak dan Solusi Pencegahan di Balai Desa Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul, Sabtu (6/7/2019) sore,” paparnya. Sebelumnya Adam juga menggelar kampenye pencegahan pernikahan anak dengan metode pengajian. (Baca Juga: Pergaulan Bebas Picu Pernikahan Dini di Gunungkidul
Menurut Adam dalam acara tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu dr Aprlia Dwi Iriani dokter dari Rumah Sakit Bedah Adelia dan Puskesmas Banguntapan 2 yang mengupas tentang dampak kesehatan dan psikis, termasuk terjadinya KDRT dari pernikahan anak. Kemudian Damar Banyu Kencana seorang pengusaha muda Yogyakarta, selain memberikan motivasi juga memberikan cara untuk mencegah pernikahan anak, yaitu dengan melakukan aktifitas atau pekerjaan yang produktif, termasyk merintis usaha.

Pembicara ketiga Dhimas Badut yang merupakan hipnomotivasi. Dalam paparanya menyampaikan, orangtua harus berperan aktif dan mendukung aktifitas anak yang produktif dan positif. Termasuk dengan memberikan pendidikan seksual yang baik, pendidikan seks dan kepedulian orangtua terhadap masa depan anak dalam menjaga apa yang telah menjadi kehormatannya, terlebih bagi perempuan.

Hadir dalam acara tersebut Suprihatin Perwakilan Pemerintah Desa Karangduwet, Uni Surajiah Perwakilan Kecamatan Paliyan, Achmad Affandi dari DP3AKBPMD dan Retno Pertiwi mewakili Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul.“Selain itu, juga digelar lomba baca puisi bagi remaja-remaja di desa Karangduwet dengan tema Aku dan Masa Depanku,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2960 seconds (0.1#10.140)