Tanggapi Survei PolMark, BPN Sebut 60% Rakyat Tak Mau Dipimpin Jokowi

SEMARANG - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tak ambil pusing dengan hasil survei PolMark Indonesia yang menyebutkan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin di angka 40,4%, sementara Prabowo-Sandi 25,8%.

BPN menafsirkan hasil survei tersebut menunjukkan jika 60% rakyat Indonesia tidak mau lagi dipimpin capres petahana, Joko Widodo.

Dalam survei milik Eep Saefulloh Fatah itu juga disebutkan, gabungan elektabilitas partai-partai pengusung paslon 01 adalah 67,4%. Sementara gabungan elektabilitas partai pengusung paslon 02 hanya 32%.

"Pak Jokowi 40 persen, bacanya 60% rakyat tidak mau lagi dengan Pak Jokowi," kata Direktur Materi & Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said di Posko Pamularsih Semarang, Kamis (14/3/2019). (Baca Juga: Survei PolMark : Elektabilitas Jokowi-Maruf Unggul 14,6% Atas Prabowo-Sandi)

Sudirman mengungkapkan, angka tersebut dikarenakan Jokowi yang sudah duduk di pemerintahan selama lima tahun dan menghabiskan banyak anggaran. Menurutnya, seharusnya sebagai petahana elektabilitas Jokowi bisa naik, ini justru turun.

"Duduk di pemerintahan lima tahun sudah menghabiskan anggaran Rp10.000 triliun, dibekali aparat sekian ratus ribu. Duduk lima tahun yang semula 53% sekarang tinggal 40 persen, harusnya naik tapi malah turun," ujarnya.

Mengacu dari hasil survei tersebut, maka menjadi momentum bagi oposisi untuk menarik 60%sisa suara agar memilih Prabowo-Sandi. "Tugasnya penantang meyakinkan rakyat yang 60% ikut kita. Mudah-mudahan terjadi di 17 April," kata mantan cagub Jateng ini.

Untuk diketahui, survei yang dilakukan PolMark Indonesia bekerja sama dengan DPP PAN dilakukan di 73 dari 80 dapil seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan DPR RI. Survei ini dilaksanakan Oktober 2018-Februari 2019 dengan jumlah responden 440 di masing-masing dapil dengan margin of error plus-minus 4,8% dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error plus-minus 3,4%. (Baca Juga: Survei: Partai Punya Kader Capres-Cawapres Dipilih 46,1%)