Distribusi Elpiji 3 Kg Tertutup, Ganjar: Kami Sudah Usulkan Lama

Senin, 20 Januari 2020 - 22:40 WIB
Distribusi Elpiji 3 Kg Tertutup, Ganjar: Kami Sudah Usulkan Lama
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung rencana pemerintah yang akan membuat mekanisme pendistribusian tabung gas elpiji 3 Kg secara tertutup. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung rencana pemerintah yang akan membuat mekanisme pendistribusian tabung elpiji 3 kg secara tertutup. Menurut Ganjar, program subsidi pada gas melon itu selama ini memang banyak yang tidak tepat sasaran.

"Kami sudah mengusulkan lama, kalau memang subsidi itu ingin tepat sasaran, ya memang harus diubah mekanismenya. Selama ini memang tidak tepat sasaran, karena saya beberapa kali temui orang lapor, setelah dicek ternyata dia PNS, dia dosen, pasti mampu dong," kata Ganjar usai menemui sejumlah anggota DPRD Provinsi Jawa Barat di rumah dinasnya, Senin (20/1/2020).

Menurut Ganjar, cara penjualan tabung gas subsidi yang dilakukan secara terbuka, membuat orang tetap memburunya. Meski tertulis hanya untuk kalangan miskin, tapi banyak orang tidak peduli. Rata-rata, orang membeli apapun inginnya dengan harga yang paling murah. (Baca Juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Akan Dicabut, Ini Respons Wali Kota Solo)

"Sebab disparitas harga antara tabung gas subsidi dan tidak, sangat tinggi. Selain itu, cara menjualnya terbuka, pasti tidak tepat sasarannya. Maka seandainya ini mau pola distribusinya baik, memang harus dibenahi. Kalau tidak pasti berisiko," katanya.

Maka sekali lagi, lanjut Ganjar, jika pemerintah mau membenahi itu, soal distribusi memang harus dievaluasi. Dirinya mencontohkan bagaimana tentang permasalahan pupuk di Jateng yang sering dikeluhkan petani. Dengan memperbaiki sistem dan mekanisme melalui kartu tani, permasalahan pupuk di Jateng bisa diatasinya.

"Sekarang relatif tidak terdengar lagi orang menjual pupuk ke luar karena pembelinya sudah ada, ketahuan. Bahwa kemudian kuotanya kurang ya itu kita selesaikan. Maka, perbaikan sistem itu bisa dilakukan dengan kartu, identitas atau pun ketepatan potensi sasarannya," katanya.

Disinggung tentang wacana penggantian subsidi tidak berupa barang melainkan uang tunai, Ganjar mengatakan mekanismenya tetap sama. Uang tunai yang mau diberikan, harus tepat sasaran dan tepat guna. (Baca Juga: Sleman Siap Amankan Kebijakan Pencabutan Subsidi Elpiji 3 Kg)

Menurut dia, kalau bantuan baik makanan, kesehatan, pendidikan atau elpiji memang mau diintegrasikan, maka bisa dilakukan dengan pemberian bantuan berbentuk uang tunai. Dengan uang itu, masyarakat bisa menggunakan sesuai kebutuhannya.

"Nanti kamu bisa belanja, buat yang miskin satu bulan sekian peruntukannya, untuk ini silakan diatur sendiri kan lebih enak. tidak spesifik ke komoditasnya," katanya.

Yang terpenting, lanjut Ganjar, sukses tidaknya penyaluran bantuan kepada masyarakat tergantung pada data. Sebenarnya, pemerintah sudah punya data tentang siapa yang berhak menerima bantuan, tinggal sistemnya yang diperbaiki agar bisa dioperasikan.

"Siapa sih yang sebenarnya harus menerima itu. Itu di tabung 3 kg kan sudah ada tempelannya untuk orang miskin, maka sebenarnya penerimanya bisa diintegrasikan, katakan penerima PKH, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Ambil saja orang tuanya. Paling gampang anggota PKH. Kalau kemudian penerima itu yang boleh tinggal menunjukkan saja identitasnya maka itu selesai," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.4111 seconds (0.1#10.140)