Ada 78 Kejadian DBD, Sleman Waspadai Siklus 4 Tahunan

Sabtu, 09 Februari 2019 - 02:51 WIB
Ada 78 Kejadian DBD,  Sleman Waspadai Siklus 4 Tahunan
Tim Pokjanal DBD Sleman saat melakukan pemantaun jentik nyamuk di Keceme, Triharjo, Sleman, Jumat (8/2/2019).FOTO/IST
A A A
SLEMAN - Pemkab Sleman mewaspadai terjadinya siklus peningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD). Ini disebabkan adanya 78 kejadian DBD selama satu setengah bulan ini. Padahal tahun 2018 hanya terjadi 144 kasus. Sehingga dengan kondisi tersebut dipredisikan kasus DBD akan meningkat.

“Sleman memang punya siklus empat tahunan. Sehingga tahun 2019 ini diprediksi meningkat,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Sleman, Novita Krisnaini, di sela-sela kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Keceme,
Caturharjo, Sleman, Jumat (8/2/2019).

Novita menjelaskan dari data yang ada, pada tahun 2016 di Sleman tercatat ada 880 kasus DBD, sembilan di antaranya meninggal dunia, tahun 2017 ada 427 kasus DBD, dengan tiga orang meninggal dunia dan tahun 2018, ada 144 kasus DBD, dari jumlah itu satu penderita meninggal dunia.
“Mengacu pada pola siklus ini, sehingga kami waspadai kasus DBD akan meningkat,” terangnya.

Untuk itu, sebagai antisipasi dan pencegahan kasus DBD, selain akan mengeluarkan surat edaran himbauan kepada warga untuk menwaspadai DBD, di antaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan. Juga dengan mengiatkan gerakan PSN di lingkungan masng-masing serta membiasakan
pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Ini perlu kesadaran bersama. Kalau mengandalkan pemerintah tentu tidak akan mampu. Maka setidaknya setiap rumah harus mempunyai satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik),” paparnya.

Menurut Novita untuk pemantauan jentik nyamuk sendiri secara rutin dilakukan setiap hari jumat dengan lokasi berbeda. Untuk minggu ini, tim Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) Sleman melakukan pemantauan di Keceme, Caturharjo, Sleman dan Jemeneng, Sendangadi, Mlati.

“Hasilnya dari 129 rumah di Keceme, 24 diantaranya positif ditemukan jentik nyamuk dan di Jumeneng dari 93 rumah, 29 rumah ditemukan jentik nyamuk,” ungkapnya.

Novita menambahkan dari data tersebut, maka diketahui angka bebas jentik (ABJ) masih belum sesuai ketentuan yakni 95%. Sebab di Keceme baru 81,39% dan di Jumeneng baru 68,8%. Untuk itu, terus akan melakukan pemantauan dan kegiatan PSN secara rutin. “Untuk minggu depan di daerah Godean dan minggu depannya lagi di Depok,”jelasnya.(Baca Juga: Awal 2019, Kasus DBD di Yogyakarta Capai 35 Kejadian(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9004 seconds (0.1#10.140)