Buka Ngayogjazz, Mahfud MD: Djaduk Bawa Musik Jazz ke Desa

Sabtu, 16 November 2019 - 20:43 WIB
Buka Ngayogjazz, Mahfud MD: Djaduk Bawa Musik Jazz ke Desa
Menko Polhukman Mahfud MD resmi membuka Ngayogjazz 2019 di Kwagon, Sidorejo, Godean, Sleman, Sabtu (16/11/2019) sore. FOTO/SINDOnews/PRIYO SETYAWAN
A A A
SLEMAN - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD secara resmi membuka perhelatan Ngayogjazz 2019 di Dusun Kwagon, Sidorejo, Godean, Sleman, Sabtu (16/11/2019) sore. Pembukaan Ngayogjazz ditandai dengan pemukulan kenthongan oleh Mahfud MD didampingi Wakil Gubernur (Wagub) DIY Paku Alam X, Bupati Sleman Sri Purnomo, dan seniman Butet Kertaradjasa.

Kwagon sebelumnya pernah menjadi tempat Ngayogjazz 2016. Ngayojazz sendiri telah dilaksanakan sejak 2007 dengan tempat berpindah-pindah. Tahun lalu di Gilangharjo, Pandak, Bantul. Pada perhelatan ke-12 tahun ini, Ngayojazz 2019 mengambil tema "Satu Nusa, Satu Jazznya".

Ada tujuh panggung Ngayogjazz 2019. Masing-masing Panggung Blandar, Saka, Usuk, Umpak, Genteng, Molo, dan Empyak. Setiap panggung, selain Panggung Molo, tampil musisi jazz. Untuk Panggung Molo tampil kesenian lokal seperti jathilan, gedruk dan gamelan kwagon. (Baca Juga: Musikus Djaduk Ferianto Meninggal Dunia di Usia 55 Tahun)

Ngayogjazz diawali pada pukul 12.45 WIB dan akan berakhir pukul 23.30 WIB. Beberapa musisi jazz lokal, nasional dan luar negeri tampil dalam acara tersebut. Musisi nasional, di antaranya Idang Rassjidi, Tompi, dan Mus Mujiono. Adapun musisi luar negeri antara lain Aartsen-Farias (Brazil), Keleey (USA), Arp Frique (Belanda), Eym Trio (Perancis), dan Rodrigo Parejo Quartet (Spanyol). Juga akan tampil Kue Etnika dan Didi Kempot untuk menutup acara ini.

Mahfud MD dalam sambutanya mengatakan adanya musik jazz bisa hadir di pedesaan melalui Ngayogjazz, tidak terlepas dari peran almarhum Djaduk Ferianto. Musik jazz yang selama ini identik untuk kalangan atas dan mapan secara finansial, bisa juga dinikmati oleh masyarakat desa.

"Mindset jazz untuk kalangan atas itu didobrak oleh Djaduk, melalui Ngayogjazz ini," kata Mahfud dalam sambutannya. (Baca Juga: Untuk Kenang Djaduk, Ngayogjazz 2019 Tetap Diselenggarakan)

Mahfud menjelaskan, dengan masuknya musik jazz ke desa-desa juga membuktikan jika seni yang mempunyai sikap netral dan menyegarkan dapat membuat kerukunan serta merenung untuk kebaikan.
"Karena itu memberikan apresiasi dengan perjuangan Djaduk yang berhasil mendekatkan musik jazz dengan masyarakat desa," katanya.

Mahfud mengaku memiliki banyak kenangan dengan alamarhum Djaduk. Di mata Mahfud, Djaduk merupakan seniman serba bisa yang selalu menampilkan seni yang substantif dan ucapannya berbobot. Namun kini
Djaduk telah tiada. Tentu Mahfud merasa kehilangan. "Saya berpesan kepada keluarga almarhum untuk bersabar dan menerima kepergian Djaduk," katanya.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sleman, Savitri Nurmala Dewi mengatakan, selain di Kwagon, Ngayogjazz sebelumnya juga pernah dihelat di beberapa lokasi di Sleman. Antara lain Brayut pada 2012 dan 2014; Sidoakur, Godean pada 2013, Pandowoharjo 2015; dan Kledokan, Selomartani, Kalasan, pada 2017.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.2864 seconds (0.1#10.140)