Jembatan Amblas Akibat Banjir, Mobilitas Warga Terganggu

Rabu, 23 Januari 2019 - 22:41 WIB
Jembatan Amblas Akibat Banjir, Mobilitas Warga Terganggu
Sejumlah warga Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang berjaga-jaga di ujung jembatan yang patah akibat pilar penyangga tergerus banjir, Rabu (23/1/2019). Foto/IST
A A A
SEMARANG - Pilar jembatan penghubung Dusun Jatisari, Randusari dan Welangsari, Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang amblas sedalam sekitar satu meter lantaran tergerus banjir. Akibatnya, jembatan tersebut rawan roboh dan mobilitas warga ditiga dusun tersebut terganggu.

Trimo (45) warga Desa Plumutan menuturkan, pilar jembatan tersebut amblas lantaran tergerus banjir yang terjadi pada 14 Januari 2019. Meski jembatan rusak, namun warga nekad melewati jalan tersebut karena tidak ada jalan lain untuk menuju tempat kerja atau tempat beraktivitas.

"Jembatan sewaktu-waktu bisa roboh. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada jalan lain untuk menuju tempat kerjaan (bekerja) sehingga warga tetap lewat jembatan itu," katanya, Rabu (23/1/2019).

Menurut dia, jika jembatan itu roboh, maka untuk menuju tempat bekerja warga terpaksa harus melewati jalan memutar jaraknya cukup jauh. "Jika darurat, harus memutar meski jaraknya sangat jauh," ujarnya.

Dia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang segera memperbaiki jembatan tersebut agar akses jalan desa lancar kembali. Terlebih, kondisi jembatan rawan roboh sehingga membahayakan keselamatan warga yang melintas. "Sebenarnya setiap melintasi jembatan itu, saya merasa takut. Sebelum jembatan roboh dan ada korban jiwa, saya berharap jembatan segera diperbaiki," pungkasnya.

Sementara itu, Camat Bancak Petrus Triyono mengatakan, kondisi jembatan rusak parah. Jembatan miring dan terdapat patahan ditengahnya dan rawan roboh. "Jika pondasi jembatan ini tidak kuat menahan arus air, maka jembatan bisa roboh. Dan warga yang tinggal ditiga dusun harus memutar untuk menuju tempat bekerja," katanya.

Dia mengatakan, jembatan tersebut menjadi jalur utama penghubung tiga desa. Warga banyak melakukan aktivitas ekonomi, pertanian maupun mengantar anak sekolah melalui jembatan tersebut. Jika kemudian warga harus memutar jarak tempuhnya lebih lama.

"Kerusakan jembatan sudah kami dilaporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Bupati Semarang serta instansti terkait. Namun hingga sekarang belum mendapat tanggapan," ucapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5434 seconds (0.1#10.140)