Gus Yusuf Sebut 5 Jatah Menteri untuk PKB Wajar dan Logis

Minggu, 13 Oktober 2019 - 23:00 WIB
Gus Yusuf Sebut 5 Jatah Menteri untuk PKB Wajar dan Logis
Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori menyebut jatah lima kursi menteri bago PKB adalah hal wajar dan logis. FOTO/DOK.PKB JATENG
A A A
SEMARANG - Sejumlah kader potensial disiapkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk duduk di kabinet membantu pemerintahan Joko Widodo-KH Maruf Amin.

Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori mengatakan, PKB selalu siap untuk diajak bicara tentang komposisi kabinet dan menyiapkan kader terbaiknya untuk duduk di kursi menteri.

Pria yang biasa disapa Gus Yusuf ini menyebutkan, PKB merasionalisasi dukungan kerja keras PKB dengan alokasi kursi menteri.

"Tahun 2014, PKB mendapat empat kursi. Kalau hari ini diberi lima menteri, saya kira wajar dan logis. Saya optimis Pak Jokowi menaruh perhatian terhadap peran PKB dan jatah menteri untuk PKB,” kata Gus Yusuf, Minggu (13/10/2019).

Jika PKB diberi jatah 4-5 menteri, kata dia, tentu nama-nama figurnya atas rekomendasi Ketua Umum DPP PKB.

"Memang soal Menteri adalah prerogratif Presiden, tapi kalau kader partai sebaiknya merupakan rekomendasi dan perintah dari Ketua Partai. Kalau PKB ya harus atas perintah Ketum PKB Gus Muhaimin. Ini akan lebih bisa dikontrol program-programnya kelak,” katanya.

Menurut Gus Yusuf, sebaiknya partai koalisi juga diajak bicara terkait figur menteri, terutama yang merepresentasikan kader partai.

Kalau PKB menyinggung kabinet, kata Gus Yusuf, sangat wajar karena PKB adalah partai pengusung Jokowi dan KH Ma’ruf Amin. Bahkan Gus Yusuf menegaskan, PKB menjadi faktor penentu kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, khususnya di Jateng dan Jatim.

"Dalam koalisi itu, PKB tidak hanya sebatas pengusung, tetapi sangat terasa struktur dan caleg caleg PKB bergerak masif untuk memenangkan pasangan Pak Jokowi dan Kiai Maruf. Terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, PKB menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Pak Jokowi. Juga kerja keras Jaringan Perempuan NU yang dikonsolidasi Waketum PKB Ibu Ida Fauziyah. Dan ini diakui oleh para pengamat politik, dengan membandingkan hasil Pilgub 2018," katanya.

Menurut Gus Yusuf, PKB juga berperan menangkal terhadap isu-isu yang menimpa Jokowi saat Pilpres. Dengan ruang yang dibuka lebar oleh PKB untuk Jokowi datang ke pondok-pondok pesantren, hal itu secara otomatis menangkal isu-isu negatif.

"Seperti kita tahu, menjelang pilpres suasana pembelahan masyarakat sangat terasa, bahkan menjurus perpecahan dengan isu sara dan ras. Nah, dengan hadir di pondok pesantren saja, secara otomatis menepis Isu negatif yang menimpa Pak Jokowi. Bahkan kiai-kiai PKB itu dalam setiap pengajiannya, nggak pernah capek menjelaskan sosok Pak Jokowi dan prestasinya serta menangkal isu-isu negatif. Saya kira Pak Jokowi paham ini," paparnya.

Pengasuh Pondpes API Tegalrejo Magelang ini menambahkan, setelah pelantikan, Presiden Jokowi harus secepatnya mengimplementasikan Undang-Undang Pesantren.

Menurut Gus Yusuf, lahirnya UU merupakan kesepakatan antara DPR dan pemerintah. Setelah ditetapkan tentu menjadi ranah Presiden untuk melaksanakan UU itu.

"Menteri Agama harus memiliki kultur dan ilmu tentang pesantren. Figurnya harus mempunyai suasana kebatinan yang pas dengan pesantren," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8058 seconds (0.1#10.140)