Popok Bayi Ini Bisa Diubah Jadi Pupuk Ampuh

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 19:37 WIB
Popok Bayi Ini Bisa Diubah Jadi Pupuk Ampuh
Pupuk hasil fermentasi pampers dipamerkan dalam Konggres Sampah 2019 yang digelar di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (12/10/2019). Foto/IST
A A A
SEMARANG - Kelompok Pampers Mania berhasil menyulap pampers menjadi pupuk. Pengolahan sampah tersebut dilakukan dengan cara fermentasi.

Dadang Prakoso, personel Pampers Mania menyatakan, dengan fermentasi pampers tersebut tanaman hanya memerlukan disiram seminggu sekali. Karena fermentasi pampers mengandung senyawa yang mengikat cairan. "Untuk takaran seperti halnya dengan pupuk lain. Bisa secara kuantitas ditambah atau diberikan secara periodik," katanya di stand Konggres Sampah Jateng 2019 yang digelar di Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarant, Sabtu (12/10/2019).

Dadang menjelaskan, fermentasi tersebut dibuat dari beberapa bahan dasar. Yakni, air kelapa sebanyak dua liter, gula 50 gram, probiotik 100 mililiter dan terasi satu sendok teh. “Untuk Pampers yang diambil adalah bagian gel yang ada di dalamnya,” terangnya.

Adapun cara pengokahan fermentasi pampers, yakni campur seluruh bahan selama 24 jam. Kemudian masukkan pampers. "Diamkan maksimal 14 hari. Tutup rapat dan diberi selang untuk tanda fermentasi. Untuk dijadikan pupuk ditambah urin sapi," katanya.

Sementara untuk pampers yang telah dimasukkan sebagai bahan fermentasi bisa dijadikan media tanam dengan perbandingan 1 banding 4 dengan tanah. Dia menjelaskan fermentasi pampers tersebut merupakan hasil penelitiannya selama dua bulan."Yang sudah kami uji selama tanaman bunga dan sayuran. Dan sangat efektif pertumbuhannya," paparnya.

Dalam Kongres Sampah tersebut memang dipamerkan puluhan inovasi pengolahan maupun pemanfaatan sampah. Selain germentasi pampers, juga dipamerkan bahan bakar dari sampah plastik, kotoran sapi dan enceng gondok.

Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan Agni Mandiri Cabang Dinas Kehutanan III Jateng. "Untuk plastik yang kami gunakan adalah plastik bening. Kita suling dan minyaknya bisa sebagai bahan bakar untuk memasak. Dari enceng gondok dan kotoran sapi juga demikian," katanya.

Selain aktivis dan kelompok masyarakat, inovasi pengolahan sampah juga dipamerkan oleh siswa. Seperi yang dilakukan oleh siswa SMK Munadi Ungaran yang mengeluarkan inovasi insirok atau insektisida sisa rokok dan inselicata atau insektisida limbah cair tahu.

"Insektisida ini bukan untuk membunuh hama seperti insektisida lain. Karena dengan membunuh akan memutus rantai organisme. Insektisida ini akan membuat hama yang menyerang tanaman tidak akan kembali," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5262 seconds (0.1#10.140)