Pandemi Corona, Kaum Perempuan Terdampak Paling Serius

Selasa, 14 April 2020 - 10:08 WIB
loading...
Pandemi Corona, Kaum Perempuan Terdampak Paling Serius
FOTO /Ilustrasi : SINDOnews
A A A
SEMARANG - Berdasarkan data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terkait jumlah perawat di Indonesia mencapai 359.339 dimana komposisi 70% diantaranya adalah perempuan. Di samping itu, jumlah kasus yang terus mengalami pertambahan sebagaimana diprediksi oleh BNPB hingga bulan Juni, memberikan ancaman serius bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat perempuan.

Pasalnya, jumlah kasus yang terus bertambah berpotensi memperpanjang jam kerja para perawat dan tenaga kesehatan lain. Sebagai contoh, ketika terjadi puncak pandemi di Cina, media mencatat sejumlah perawat yang tengah mengandung mengalami keguguran akibat kelelahan. Sebab itu, tidak menutup kemungkinan potensi serupa bisa terjadi di Indonesia.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, menaruh perhatian serius pada ancaman tersebut. Pihaknya mendorong agar Kementerian P3A menaruh perhatian serius melalui SDM dan tupoksi yang dimiliki untuk melindungi para tenaga kesehatan perempuan ini dari segala aspek ancaman.

“Para tenaga kesehatan perempuan ini merupakan garda terdepan yang memiliki risiko tertular sangat tinggi sekaligus terdampak secara sosial akibat Covid-19. Kendati anak-anak mereka kini lebih sering berada di rumah karena sekolah yang diliburkan, para parawat atau tenaga kesehatan lain ini tidak leluasa bertemu anak dan keluarga di rumah mengingat profesinya tersebut mengharuskan isolasi," ungkap Bukhori dalam siaran pers, Selasa (14/4/2020).

"Saya sangat menyesalkan ketika sebagian perawat ini justru memperoleh stigma negatif dari masyarakat sehingga mereka semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat dan menambah tekanan batin bagi mereka. Kementerian P3A harus segera mengambil tindakan edukasi dan antisipasi agar hal ini tidak kembali terjadi” tegasnya.

Dia menambahkan, selain para tenaga kesehatan, sejumlah buruh perempuan di industi padat karya juga berhak diperhatikan secara serius oleh Kementerian P3A. Ia mencontohkan kasus PHK massal yang dilakukan oleh PT Alpen Food Indonesia akhir Februari lalu.

Tindakan PHK tersebut dilakukan lantaran protes yang dilakukan ratusan pekerja untuk menghapus shift malam bagi buruh perempuan yang sedang mengandung. Menurut juru bicara serikat buruh, tercatat sudah terjadi 14 kasus keguguran dan 6 kematian bayi baru lahir dari total 359 buruh perempuan yang bekerja di pabrik es krim Aice tersebut. Ia berharap Kementerian P3A segera berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Lebih lanjut, politisi PKS ini juga mengusulkan agar segera dibentuk Crisis Center Covid-19 untuk mengakomodir kebutuhan informasi bagi keluarga yang terdampak Covid-19.

“Saya mengusulkan agar KP3A segera membentuk Crisis Center Covid-19 untuk mengakomodir kebutuhan keluarga yang terdampak Covid-19. Ke depannya, layanan ini diharapkan dapat memberikan fasilitas konsultasi, edukasi, dan arahan yang tepat, khususnya bagi para ibu dan keluarga dalam menyikapi dampak Covid-19 ini," pungkasnya.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1022 seconds (0.1#10.140)