Dukung Industri Kecil Menengah Batik Lewat Pameran

Kamis, 10 Oktober 2019 - 22:32 WIB
Dukung Industri Kecil Menengah Batik Lewat Pameran
Para pejabat melakukan fashion show busana batik saat pameran batik Litbang Kemenperin Di Yogyakarta, Kamis (10/10/2019). FOTO/IST
A A A
SLEMAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengadakan pameran batik litbang Kempenperin di Yogyakarta.

Kegiatan ini berlansung selama lima hari yakni Rabu (9/10/2019) hingga Minggu (13/10/2019) mendatang. Ratusan industi kecil menengah (IKM) batik mengikuti acara tersebut.

Kegiatan yang mengusung tema batik nusantara mendunia ini sebagai rangkaian memperingati hari batik nasional, 2 Oktober dan mendukung IKM batik. Selain pameran, juga dimeriahkan dengan fashion show kolaborasi IKM, desainer dan model profesional, seminar batik, dan workshop.

Kepala Disperindag DIY, Aris Riyanta berharap dengan pameran ini berharap batik bisa lebih banyak digunakan berbagai bangsa di dunia. Untuk itu, produk yang dipamerkan tidak hanya batik dari IKM batik, tetapi juga hasil penelitian BPPI Kemenperin. Di antaranya Batik Analyzer yang dikembangkan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB).

“Batik Analyzer merupkan alat dengan teknologi Artificial Intelligence untuk mendeteksi keaslian kain bermotif batik,” terang Aris Riyanto, di sela-sela pameran,Kamis (10/10/2019) sore.

Assekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana berharap penggunaan batik printing akan menurun, apalagi di Yogyakarta hanya ada produksi batik cap, tulis dan kombinasi cap dan tulis.

“Dengan meningkatnya pendapatan dan apresiasi terhadap proses produksi batik yang menggunakan tangan, diharapkan pelan-pelan akan beranjak
untuk menggunakan setidaknya batik cap atau batik tulis,” harapnya.

Kapuslitbang Kemenperin Sony Sulaksono menambahkan untuk mendukung IKM batik, selain dengan pembinaan juga dengan menciptakan inovasi, terutama untuk edukasi kepada masyarakat mana batik asli dan batik printing. Di antarnya untuk membedakan batik itu tulis atau bukan dengan dengan Batik Analyzer.

“Meski teknologi dalam bentuk aplikasi digital ini akurasinya masih 75% dan masih dalam proses HAKI. Namun bisa diunduh di ponsel, melalui playstore, appstore,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1509 seconds (0.1#10.140)