Pindah ke Sel Isolasi, Napi Narkoba Tewas Gantung Diri di Lapas Sragen

Kamis, 10 Oktober 2019 - 19:35 WIB
Pindah ke Sel Isolasi, Napi Narkoba Tewas Gantung Diri di Lapas Sragen
Tim Inafis Polres Sragen melakukan pemeriksaan pada napi di Lapas Sragen yang tewas gantung diri, Kamis (10/10/2019). FOTO/iNews/JOKO PIROSO
A A A
SRAGEN - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Sragen, Jawa Tengah digegerkan dengan temuan seorang narapidana yang tewas gantung diri, Kamis (10/10/2019) pagi. Napi kasus narkoba bernama Umar Yatin (44) itu ditemukan tewas dalam kondisi menggantung di ruangan sel isolasi.

Napi warga Dukuh Kwadasan, Desa Banyudono, Kecamatan Dukun, Magelang itu meninggal dua hari setelah dipindahkan dari sel blok narkoba. Diduga kuat, Umar nekat mengakhiri hidupnya lantaran ketakutan bahwa dirinya terendus kasus peredaran narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Jateng.

Data yang dihimpun di lapangan, Umar ditemukan tewas sekitar pukul 06.45 WIB, oleh salah satu petugas jaga. Saat ditemukan, kondisi Umar tergantung kain sarung yang dikaitkan ke teralis besi ventilasi udara.

"Sejak hari Selasa (8/10/2019), yang bersangkutan dipindah ke sel isolasi atas rekomendasi BNN Jateng, terkait temuan kurir narkoba di luar (Lapas), yang diduga diperkenalkan oleh yang bersangkutan," kata Kasi Register Lapas Kelas IIA Sragen, Ratna Dwi Lestari, Kamis (10/10/2019).

Menurut Ratna, sebelum ditemukan tewas, Umar tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Pihak Lapas Sragen kemudian melaporkan kejadian ini ke Polres Sragen.

"Setelah mendapatkan laporan, anggota bersama tim Inafis langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Korban kemudian dibawa ke RSUD Sragen untuk diperiksa," ujar Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Agus Jumadi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Agus, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Petugas menyimpulkan korban murni tewas karena bunuh diri.

"Setelah divisum, korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Keluarga menerima kejadian ini dan menolak untuk dilakukan otopsi," ujar Agus.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3013 seconds (0.1#10.140)