Mobil Listrik Mitsubishi i-MiEV Jajal Medan di Sumba

Kamis, 10 Oktober 2019 - 10:30 WIB
Mobil Listrik Mitsubishi i-MiEV Jajal Medan di Sumba
Mitsubishi i-MiEV. Koran SINDO/Wahyu Sibarani
A A A
Sinar matahari yang melimpah di kawasan Sumba Barat Daya akan diolah sedemikian rupa sebagai sumber tenaga buat mobil listrik Mitsubishi i-MiEV.

Jika Anda berpikir kawasan Jabodetabek saat ini terlalu panas. Anda mungkin sebaiknya mencoba datang ke kawasan Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wilayah yang ada di bagian timur Indonesia itu benar-benar dilimpahi oleh sinar matahari.

Bayangkan saja sejak jam 7 pagi sinar matahari sudah benar-benar menyengat kawasan Sumba Barat Daya. Sinar itu bahkan dengan konstan terus-menerus menyapu seluruh wilayah yang dipimpin oleh Bupati Kornelius Kodi Mete itu.

“Lama penyinaran matahari tanpa halangan itu paling tinggi di Sumba Barat Daya. Lamanya bisa sampai 6 hingga 8 jam. Konstan tanpa halangan awan,” ujar Atmoko Basuki Senior Manager Perencanaan PLN Sumba Jaya, NTT.

Melimpahnya cahaya matahari inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ada di kawasan Bilacenge, Sumba Barat Daya, NTT.

Di kawasan itu dibangun panel surya yang bisa mengalirkan energi listrik. Selama enam jam PLTS Bilacenge bisa mengirimkan daya listrik sebesar 220 kW selama sekitar enam jam.

Kehadiran PLTS Bilacenge memang sangat membantu kinerja PLN Sumba Jaya dalam mengelektrifikasi warga Sumba Barat Daya. Pasalnya menurut Ani Wijayanti, Kasubdit Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM rasio elektrifikasi di Pulau Sumba tergolong kecil. Masih banyak warga di Sumba Barat Daya yang tidak terakses listrik.

Ketergantungan pada pembangkit listrik diesel yang tergolong tinggi tidak seimbang dengan kebutuan masyarakat Sumba. Inilah mengapa kehadiran pembangkit listrik energi baru terbarukan seperti PLTS Bilacenge sangat membantu proses elektrifikasi di wilayah Sumba Barat Daya.

“Dengan hadirnya PLTS Bilacenge diharapkan rasio elektrifikasi di wilayah ini mencapai 95 persen pada 2020 dan kontribusi EBT pada bauran energinya sudah mencapai 65%,” beber Ani.

Kini tugas PLTS Bilacenge bertambah lagi dengan dilaksanakannya Join Study antara BPPT, Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Kyudenko dan PLN. Dalam join study itu PLTS Bilacenge mengirimkan energi listrik kepada PLN dan kemudian dialirkan kembali ke mobil listrik milik Mitsubishi, Mitsubishi i-MiEV.

Mobil full electric ini akan beroperasi selama empat bulan di Sumba Barat Daya setiap hari. Untuk mendukung aktivitas itu BPPT membawa quick charging yang pernah dihibahkan Mitsubishi beberapa waktu lalu ke kantor PLN di Sumba Barat Daya.

Quick charging itu kemudian ditempatkan di halaman depan kantor PLN Sumba Barat Daya dan kemudian menyalurkan energi listrik yang dihasilkan PLTS Bilacenge. Jadi bisa dibayangkan di sebuah tempat yang aliran listrik masih terbatas dan infrastruktur pendukung mobil listrik masih minim, Mitsubishi I-MiEV masih bisa beroperasi seperti biasa.

“Ini bisa jadi model buat di daerah lain. Misalnya pulau-pulau terpencil. Sehingga nanti,tidak hanya mobil listrik termasuk sepeda motor listrik,” ujar Harjanto, Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian Harjanto.

Bagi Mitsubishi proyek kerjasama ini bukan unjuk kempuan mobil listrik mereka yang bisa wara-wiri di wilayah yang minim infrastruktur pendukung mobil listrik seperti Sumba Barat Daya. Bagi mereka menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi mobil listrik adalah misi utama. Apalagi hal ini sudah mereka lakukan di berbagai negara termasuk di Jepang.

“Dealer-dealer kami di Jepang sudah menggunakan panel surya untuk mengisi listrik mobil listrik kami. Selain itu listrik yang ada di mobil kami bisa mengirimkan energi listrik ke bangunan atau dealer,” ucap Toshinaga Kato, Vice Executive Officer Mitsubishi Motors Corp.

Naoya Nakamura, President Director PT MMKSI mengatakan proyek kerjasama ini juga merupakan cara untuk memahami cara kerja panel surya PLTS BIlacenge. Mitsubishi menurutnya ingin tahu kemampuan panel surya itu untuk memenuhi kebutuhan listrik mobil Mitsubishi i-MiEV.

Menurutnya PLTS Bilacenge sangat istimewa karena menggunakan manajemen baterai buatan Kyudenko, perusahaan listrik asal Jepang yang dinamakan Energy Management System (EMS). Berkat EMS energi listrik yang diolah dari sinar matahari diolah dalam keadaan stabil.

Meski pun terhalang oleh awan, berkat EMS, PLTS Bilacenge dapat dengan konstan mengirimkan energi listrik sebesar 220 kW ke PLN Sumba Barat Daya. Bagi Mitsubishi matahari yang bersinar terus-menerus di kawasan Sumba Barat Daya seolah menjadi berkah buat mereka. “Sebentar lagi akan datang musim hujan dan saya sangat penasaran bagaimana panel surya ini bekerja untuk mobil kami,” pungkas Naoya Nakamura. (Wahyu Sibarani)
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1932 seconds (0.1#10.140)