Hendi: Semarang Smart City Mampu Hadapi 2 Tantangan Besar

Rabu, 09 Oktober 2019 - 20:07 WIB
Hendi: Semarang Smart City Mampu Hadapi 2 Tantangan Besar
Wali Kota Hendrar Prihadi (kedua kanan) tampil sebagai pembicara The 2nd International Conference on Smart City Innovation (ICSCI) 2019 di gedung ITC Undip, Semarang, Rabu (9/10/2019). FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebut ada dua tantangan besar yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam pengembangan Kota Semarang.

Kedua tantangan tersebut adalah kenaikan APBD Kota Semarang yang belum signifikan setiap tahunnya dan terus berkurangnya jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam berberapa tahun terakhir ini.

"Untuk menjawab tantangan tersebut, mulai tahun 2013 kita mulai membangun Semarang Smart City, supaya PNS kerjanya dapat lebih efektif dan efisien, serta masyarakat bisa ikut terlibat," ungkap Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi dalam keterangan pers, Rabu (9/10/2019).

Paparan tersebut disampaikan Hendi saat menjadi pembicara dalam kegiatan The 2nd International Conference on Smart City Innovation (ICSCI) 2019 di gedung ITC Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, Rabu (9/10/2019).

Menurutnya, melalui konsep Smart City seluruh pekerjaan di Pemkot Semarang terhubung dalam sebuah sistem, sehingga rantai birokrasi yang lama bisa dipercepat, bahkan dipangkas.

"Tak hanya itu, kami juga tak lagi membangun berdasarkan asumsi, tetapi dengan data untuk tepat sasaran. Sehingga masalah yang ada dapat langsung ditangani, tidak berulang pekerjaannya," jelasnya.

Hendi menggambarkan pada tahun 2011 hampir separuh wilayah Kota Semarang jalannya rusak dan rawan banjir. Hal itu mengakibatkan investasi yang masuk ke Kota Semarang kurang dari Rp1 Triliun. Kondisi buruk itulah yang kemudian membuat tren laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang cenderung rendah.

“Alhamdulilah, saat ini dengan pola kerja yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi meningkat 6,52%, pertumbuhan investasi meningkat menjadi 27,5 Triliun,” ujar Hendi.

Dia menerangkan, penurunan angka kemiskinan yang dibarengi dengan penurunan luas wilayah kumuh, sementara penurunan wilayah rawan banjir juga sejalan dengan peningkatan kondisi jalan baik.

"Kesejahtetaan masyarakat juga meningkat jika menilik Index Pembangunan Manusia di kota Semarang yang semula 77,52 meningkat menjadi 82,72,” sebutnya.

Pihaknya menekankan jika hal tersebut menjadi bukti nyata implementasi smart city berupa sistem perencanaan, sistem pembangunan, sistem pelayanan, dan sistem pelaporan, membuahkan hasil yang baik bagi pembangunan di Kota Semarang.

Wali Kota mencontohkan, dengan pemanfaatan call center dan sistem Lapor Hendi yang mempermudah pelaporan kondisi di lapangan agar segera ditindaklanjuti.

“Kemudian pemanfaatan situation room sebagai ruang monitor dan kontrol terpadu, pemanfaatan big data guna pendataan masyarakat miskin agar dapat ditangani secara tepat sasaran,” pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5954 seconds (0.1#10.140)