Kena Asap Kebakaran TPA Putri Cempo, Puluhan Warga Terkena ISPA

Rabu, 09 Oktober 2019 - 16:25 WIB
Kena Asap Kebakaran TPA Putri Cempo, Puluhan Warga Terkena ISPA
Dinkes Solo saat melakukan pemeriksaan kesehatan warga Kampung Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo yang terdampak kebakaran TPA Putri Cempo, Rabu (9/10/2019). FOTO/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Puluhan warga di Kampung Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo dilaporkan terjangkit penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang diduga akibat asap kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo. Mereka mengeluhkan batuk, dan pilek setelah kebakaran TPA Putri Cempo yang berlangsung sepekan terakhir.

Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo Didik Subagiyo mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan warga di sekitar TPA Putri Cempo sebagai tindaklanjut dampak kebakaran. Terdapak sekitar 70 warga yang memeriksakan diri, dan diantaranya mengeluhkan batuk dan pilek. “Kami langsung tindaklanjuti pengobatan. Tidak ada yang serius tapi perlu diantisipasi sedini mungkin,” kata Didik di sela sela pemeriksaan warga di sekitar TPA Putri Cempo, Solo, Rabu (9/10/2019).

Warga terdeteksi terkena penyakit ISPA kemungkinan besar memang karena dampak asap. Namun demikian, ada juga karena faktor faktor lain. Sejauh ini, belum ada warga di sekitar TPA Putri Cempo yang dirujuk akibat asap kebakaran. Juga belum ditemukan adanya warga yang menderita penyakit bawaan yang rentan muncul akibat asap. Seperti penyakit asma yang bisa kambuh akibat debu atau asap. “Jika ada nanti akan ditindaklanjuti dibawa ke Puskesmas,” ungkapnya.

Dalam pemeriksaan, rata rata merupakan orang dewasa, dan sisanya sekitar 10 anak. Partiyem,70, salah satu warga Jatirejo, Mojosongo mengaku merasakan sesak nafas dan mata perih saat asap dari kebakaran TPA Putri Cempo datang. Asap biasanya datang saat dini hari, sore, dan malam hari. “Anak anak yang usianya di bawah 1 tahun dibawa mengungsi ketempat saudara yang agar tidak kena asap,” ungkap Partiyem.

Jumlah anak anak di bawah 1 tahun yang diungsikan jumlahnya sekitar lima orang. Sedangkan warga lainnya yang dewasa tetap bertahap dengan kondisi seperti itu karena tidak memiliki lokasi lain untuk pindah sementara. Agar dampak asap tidak terlalu berat, biasanya warga menutup seluruh pintu rumah, memakai masker dan menghidupkan kipas angin.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7003 seconds (0.1#10.140)