Barisan Santri Nasionalis Terus Bergerak Menangkan Jokowi

Selasa, 22 Januari 2019 - 23:59 WIB
Barisan Santri Nasionalis Terus Bergerak Menangkan Jokowi
Dewan Penasehat Barisan Santri Nasionalis KH Yusuf Chudlori saat memberikan paparan dal acara Halaqoh Kebangsaan di Kudus, Selasa (22/1/2019). FOTO/IST
A A A
KUDUS - Barisan Santri Nasionalis menggelar “Halaqoh Kebangsaan” di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Acara tersebut mengusung tema “Merawat Tradisi Menjaga NKRI”.

Kegiatan diawali di Kudus, dan Blora pada Selasa (22/1/2019). Acara serupa selanjutnya digelar di Sragen, Magelang, Kebumen, Batang, dan Kota Semarang.

Dewan Penasehat Barisan Santri Nasionalis KH Yusuf Chudlori mengatakan pemilihan Kudus sebagai titik awal berangkatnya perjuangan ini, karena pihaknya berharap berkahnya para aulia, masyayikh di Kudus.

“Juga semangat kemenangan pilkada Kudus sehingga bisa menjadi motivasi kemenangan pasangan bapak Joko Widodo dan kiai Ma’aruf Amin dalam Pilpres,” ujarnya.

Gus Yusuf menerangkan, saat ini tinggal menghitung hari menuju 17 April 2019. Pada tanggal tersebut, akan ditentukan nasib Indonesia lima tahun ke depan

“Maka untuk itulah kami mengajak seluruh jajaran kiai, bu nyai, santri, untuk segera merapatkan barisan, bergerak sambut 17 April menangkan pak Joko Widodo,” sebutnya.

Ketua DPW PKB Jawa Tengah ini memberikan alasan kenapa harus mengusung dan mendudukkan Jokowi satu periode lagi. “Karena sudah jelas kemanfaatannya keberpihakan pada masyarakat. Kita lihat kerja beliau. Satu yang terasa adalah pembangunan desa. Semua sudah merasakan manfaat dana desa,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yusuf juga menyatakan bahwa saat ini ada sekelompok masyarakat atau kelompok yang selalu mengembor-gemborkan umat Islam dipinggirkan, digencet (ditekan), dan dihalang-halangi dalam menjalankan ibadah. Kelompok ini juga senang menggembar-gemborkan soal kriminalisasi ulama.

"Ngaji bebas di mana-mana kaya gitu kok bilang digencet. Tidak ada negara yang dalam beragama sebebas di Indonesia. Rukun Islam semua difasilitasi di Indonesia. Salat tidak ada yang menghalangi. Mau pengajian bebas tanpa izin, cukup pemberitahuan saja," terangnya.

Gus Yusuf menambahkan, pemerintah sangat menjamin pelaksanaan ibadah umat Islam di Indonesia. 800.000 lebih masjid di Indonesia berdiri menjadikan Indonesia negara yang memiliki masjid terbanyak.

“Yang terdekat saja di Malaysia, khatib bisa naik mimbar Jumat harus ada sertifikat dari negara. Di Indonesia, siapa saja bisa, selama takmir masjidnya cocok bisa naik. Seperti ini masih bilang umat Islam tergencet. Katanya pemerintah anti Islam? Islam yang mana? ,” tanya Gus Yusuf.

Acara Halaqoh juga menghadirkan KH Ahmad Muwafiq. Gus Muwafiq pernah menjabat sebagai asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Dalam tausiyahnya Gus Muwafiq banyak menuturkan kebiasaan dan tradisi orang Jawa yang berkaitan dengan agama Islam.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0826 seconds (0.1#10.140)