Kemarau, Debit Air PDAM Sleman Turun 10%

Selasa, 08 Oktober 2019 - 14:45 WIB
Kemarau, Debit Air PDAM Sleman Turun 10%
Pengendara sedang melintas di depan instansli pengolahan air PDAM Sleman di Krangen, Wedomartani, Ngempak, Sleman, Selasa (8/10/2019). Foto/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Kemarau panjang yang terjadi pada ahun 2019 menyebabkan debit air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman. Hingga September 2019 debit air mengalami penuruan hingga 10%. Bahkan jika sampai Oktober juga belum turun hujan diperkirakan penuruan debit air bertambah lagi hingga 15%.

Direktur PDAM Sleman Dwi Nurwata mengatakan adanya penurunan debit air ini menyebabkan tiga wilayah pelayanan, yakni di Tambakrejo, Tempel, kecamatan Ngemplak dan Prambanan mengalami gangguan pasukan. Terutama saat beban puncak, baik pagi (pukul 05.00 WIB-08.00 WIB) maupun sore hari (pukul 17.00 WIB-21.00 WIB) aliran airnya menjadi mengecil bahkan ada yang tidak mengalir.

Untuk wilayah lain masih normal. “Inilah yang kami khawatirkan jika tidak cepat turun hujan,” kata Dwi Nurwata, Selasa (8/10/2019).

Untuk itu berbagai langkah telah disiapkan untuk mengatasi jika tidak segera turun hujan. Wilayah Tambakrejo, Tempel dengan menambah pasukan air dari Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) Kartamantul regional. Wilayah Ngemplak dengan mengoptimalkan dan mencari sumber air yang ada.

“Sedangkan di Prambanan dengan membersihkan dan mendalamkan sumur sumber PDAM,” paparnya.

Selain berpengaruh terhadap layanan PDAM, penuruan debit air ini juga menyebabkan pengembangan distribusi air menjadi terganggu. Yaitu tidak bisa menambah jaringan ke rumah tangga. Sebab untuk memenuhi kebuthan air bersih bagi masyarakat yang selama ini sudah menjadi pelanggan PDAM.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2689 seconds (0.1#10.140)