Subsidi Silang Tiket Penerbangan Bakal Diberlakukan

Selasa, 22 Januari 2019 - 20:09 WIB
Subsidi Silang Tiket Penerbangan Bakal Diberlakukan
Menhub Budi Karya Sumadi berjanji akan segera menerapkan subsidi silang tiket pesawat. FOTO/IST
A A A
YOGYAKARTA - Mahalnya harga tiket pesawat ini mendapatkan perhatian dari Kementrian Perhubungan. Dalam waktu dekat Kemenhub bakal menerapkan sistem subsidi silang harga tiket sehingga bisa membantu konsumen namun tetap menjaga usaha penerbangan di Indonesia.

"Kita akan terapkan subsidi silang. Artinya harga tiket di jam nonreguler lebih murah dibandingkan jam reguler seperti pagi dan sore hari," terang Menhub Budi Karya Sumadi saat acara wisuda program pascasarjana periode II di UGM Yogyakarta, Selasa (20/1/2019).

Dijelaskannya, mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia ini karena industri penerbangan di Indonesia sedang menderita. Beberapa maskapai penerbangan mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Kerugian yang dialami maskapai penerbangan ini, mengambarkan kenyataan bahwa industri penerbangan itu high profile, low profit. "Terlebih lagi dengan tingginya persaingan di industri penerbangan, terutama maskapai dari negara-negara tetangga semisal Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam," ulasnya.

Tidak hanya itu, mahalnya harga tiket penerbangan juga disebabkan besarnya pembelian bahan bakar (avtur) yang mencapai 40% dari total biaya operasional. Dengan geografis kepulauan, maka harga avtur lebih mahal dibandingkan dengan negara lain. "Ini yang menjadi persoalan. Nah saat ini kita berusaha memastikan konektivitas masyarakat antar pulau tercapai dengan harga tiket murah dan menjaga maskapai penerbangan tetap bisa beroperasi serta eksis,” jelas dia.

Menurutnya pemberlakuan tiket murah tidak bisa asal dilakukan. Sebenarnya kata dia, pemerintah bisa saja memberlakukan harga tiket murah secara keseluruhan di jam penerbangan. Namun hal itu menjadikan umur maskapai penerbangan tidak bertahan lama dan langsung gulung tikar. "Misal Yogya ke Papua yang sekarang Rp4 juta menjadi Rp1,5 juta. Tapi jika ini diberlakukan penerbangan ke Papua hanya akan ada satu kali seminggu dan dalam setahun ke depan beberapa maskapai akan rontok," bebernya.

Selain itu, kondisi ini akan memicu adanya monopoli dari satu maskapai penerbangan. Imbasnya, harga tiket jauh lebih mahal. "Ini yang pemerintah hindari" tandas Budi.

Saat ini subsidi silang harga tiket ini sudah diberlakukan atas penerbangan dari Yogya menuju Jakarta. Sedangkan daerah lain termasuk Papua segera dibahas. Budi melanjutkan pemberlakuan subsidi silang ini bukan untuk memihak pada maskapai, namun sebagai salah satu upaya agar maskapai tetap eksis.

"Begitu juga dengan biaya bagasi yang diberlakukan. Aturan ini dibuat dengan tujuan sebagai edukasi kepada masyarakat agar ketika berpergian jauh mempersiapkan segalanya dengan baik dengan membawa barang seperlunya saja, bukan bagasi yang besar," tegasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9671 seconds (0.1#10.140)