Mahasiswa Unimus Sedih Terkait Demo Berujung Korban

Selasa, 01 Oktober 2019 - 11:00 WIB
Mahasiswa Unimus Sedih Terkait Demo Berujung Korban
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Nugroho Fakhrurozi, mahasiswa semester satu Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) tak bisa menahan air matanya ketika mendapat undangan sekaligus mewakili kampusnya untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Selasa (1/10/2019) pagi.

Usai mendengarkan amanat upacara dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ozi, sapaan akrab Nugroho Fakhrurozi, mengaku terharu dan sedih dengan kondisi bangsa saat ini. Demo yang berujung kerusuhan hingga menelan korban jiwa dan korban materiil baginya tak seharusnya terjadi.

"Mengamati kondisi sekarang, sangat menyesakkan. Saya berharap, ini segera berakhir. Tolonglah, kawan-kawan mahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia, jaga persatuan, jangan ada perpecahan, jaga pancasila, jangan mudah terprovokasi," ujarnya sambil menahan isak.

Ya, upacara Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Pemprov mengundang mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota Semarang seperti Unimus, Unnes, Undip dan sejumlah SMA dan SMK, serta tokoh agama, terlihat berbeda.

Selain diikuti siswa SMA dan mahasiswa, seluruh karyawan Pemprov Jateng mengenakan busana adat Nusantara. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai inspektur upacara, mengenakan busana adat Bali, sedangkan Sekda Jateng Sri Puryono mengenakan busana adat Padang.

Komentar serupa juga disampaikan Hudzalifah, siswa Kelas 2 SMK Negeri 7 Semarang. Selain bangga bisa mewakili sekolahnya dalam upacara, ia menanggapi demo dan kerusuhan di beberapa daerah seharusnya tidak terjadi. Bahkan ketika sisw-siswa SMK turut ikut aksi.

"Pelajar itu tugasnya belajar, bukan ikut aksi. Apalagi bikin rusuh. Teman-teman di Semarang semoga tidak ada yang seperti itu, dan semoga segera reda," harapnya.

Ganjar Pranowo dalam amanat upacara mengakui, mahasiswa di Jateng saat menyampaikan aspirasinya sangat baik. Selain santun, juga penuh tanggungjawab karena tidak meninggalkan sampah dan merusak taman. Meski gerbang kantor roboh, karena saking banyaknya mahasiswa yang berkumpul di depan gerbang.

"Siswa SMK di Jateng saya harap tidak ikut-ikutan. Tugas pelajar itu ya belajar. Pelajar itu masih dalam pengawasan orangtua maupun guru, karena masih kategori anak," pesannya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8892 seconds (0.1#10.140)