Pemprov Jateng Kucurkan Rp205 M untuk Insentif 170 Ribu Guru Madin

Selasa, 22 Januari 2019 - 10:01 WIB
Pemprov Jateng Kucurkan Rp205 M untuk Insentif 170 Ribu Guru Madin
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wagub Taj Yasin saat berbicara dalam Dialog MGM MNC Trijaya FM di Puri Gedeh, Semarang, Selasa (22/1/2019). Foto/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan mengucurkan dana hibah sebesar Rp205 miliar untuk insentif guru madrasah diniyah (Madin), ustadz TPQ dan pengasuh pondok pesantren di Jateng yang jumlahnya mencapai 170.949 orang.

Menurut Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pemberian dana itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Jateng terhadap kondisi guru madrasah agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi ke depan.

"Kami ingin generasi nantinya menjadi manusia baik, mempunyai pemahaman baik tentang kehidupan. Bantuan ini juga karena para guru yang mengajarkan keagamaan belum semua ter-cover Kementerian Agama," kata Ganjar dalam dialog interaktif Mas Ganjar Menyapa (MGM) MNC Trijaya Semarang bertema Insentif untuk Guru Madrasah Diniyah di Puri Gedeh, Semarang, Selasa (2/1/2019) pagi.

Dia menjelaskan, pola pencairannya sama seperti dana hibah lainnya melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng. Para penerima akan menerima dana itu melalui rekening dan alamat yang sudah didata sebelumnya. "Ada 170.949 guru madin, TPQ dan pengasuh pondok pesantren yang terverifikasi Kemenag," paparnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Taj Yasin yang turut dalam kegiatan Mas Ganjar Menyapa berharap, para guru madin, TPQ dan pengasuh pondok pesantren membantu penguatan faham Islam rahmatan lil alamin.

"Semoga, dengan bantuan ini bermanfaat dan tidak ada keluh kesah lagi dari para guru maupun ustad. Pondok pesantren, madrasah di Jateng ini penyumbang pendidikan keagamaan terbesar ketiga di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan," katanya.

Sehingga menurut Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, para kiai zaman dahulu berinisiatif membangun negara dengan agama. Para penerus dan santri pun harus dikembalikan pemahamannya.

"Di Rembang, Batang, Tegal, Batang, Pekalongan, Kudus, Kebumen bantuan seperti itu sudah dilakukan melalui pemerintah setempat. Ketika sudah berikan bantuan, kita ajak kerjasama untuk menanggulangi paham radikal," tandasnya.

Di akhir acara, Ganjar berpesan kepada para guru madin, TPQ dan pengasuh pondok pesantren untuk selalu memberikan pengajaran yang baik, begitu pula dengan para santri dan siswa untuk mengormati guru. Sehingga terwujud rasa saling peduli dan memahami.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2988 seconds (0.1#10.140)