Mentan Minta Kepala Daerah Belajar Program Pertanian ke Jateng

Minggu, 29 September 2019 - 19:00 WIB
Mentan Minta Kepala Daerah Belajar Program Pertanian ke Jateng
Mentan Amran Sulaiman menghadiri peringatan Hari Tani Nasional di Pemalang, Minggu (29/9/2019). FOTO/IST
A A A
PEMALANG - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan program pertanian gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mesti dijadikan rujukan oleh seluruh Kepala Daerah di seluruh tanah air. Jika hal tersebut dilakukan, dia yakin dalam waktu paling lama 10 tahun sektor pertanian tanah air mampu bersaing dengan Jepang bahkan Amerika.

Program pertanian paling menonjol dari Gubernur Jawa Tengah, kata Mentan, adalah pengawalan pendataan pertanian. Karena data tersebut jadi basic pengelolaan pertanian yang lebih modern terlebih menghadapi revolusi industri 4.0.

"Republik ini butuh Pak Gubernur. Beliau selalu lantang mengatakan tidak boleh impor. Hasilnya hari ini gudang Bulog kita sudah penuh. Soal kartu tani, seluruh daerah mesti belajar pada Pak Gubernur. Ide-ide beliau harus ditularkan dari Sabang sampai Merauke," kata Amran Sulaiman pada peringatan Hari Tani Nasional di Pemalang, Minggu (29/9/2019).

Untuk kartu tani, Jawa Tengah beberapa waktu lalu menjadi yang terbaik di tingkat nasional. Kartu Tani Jateng berhasil sebagai implementasi penyaluran, total transaksi hingga upload RDKK (e-RDKK) terbaik. Saat ini dari 2,8 juta jumlah petani di Jawa Tengah, 2,5 jutanya telah memegang kartu tersebut dengan total transaksi dari Januari-Agustus 2019 sebanyak 119.329 transaksi.

"Ini reformasi dunia pertanian kita agar lebih modern. Jika hal tersebut diikuti kepala daerah lain, 5-10 tahun ke depan kita bakal sejajar dengan negara-negara maju, Jepang, Amerika misalnya. Sekarang kita dorong kenceng untuk petani-petani milenial," katanya.

Untuk itu modernisasi pertanian juga terus diupayakan Presiden Joko Widodo. Bahkan dalam jangka empat tahun telah 400.000 alat mesin pertanian (Alsintan) didistribusikan. Jika lima tahun lalu tingkat modernisasi pertanian tanah air hanya 0,04% kini telah mencapai 2,15%.

"Bahkan kini peminat kuliah jurusan pertanian kita naik 60%. Apa yang dikatakan Pak Gubernur benar soal data itu. Saat ini Amerika tingkat modernisasi pertaniannya sebesar 16%, Jepang 17%, dan Thailand 2,5%," katanya.

Ganjar Pranowo menjelaskan, data pertanian menjadi dasar utama untuk mengeluarkan kebijakan. Karena pemerintah mengetahui siapa tanam apa kapan dan di mana. Dengan akurasi data seperti itu, Ganjar yakin akan memikat para milenial untuk terjun dalam rangka modernisasi sistem pertanian.

"Petani muda harus kita libatkan. Di lahan yang makin kecil maka teknologi harus masuk. Ingat, kita harus membuat lompatan besar. Jangan begini-begini saja agar kita bisa juara di politik pangan dunia," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8960 seconds (0.1#10.140)