Perjuangan Warga Kalirejo, Naik Turun Gunung demi 25 Liter Air Bersih

Minggu, 29 September 2019 - 15:28 WIB
Perjuangan Warga Kalirejo, Naik Turun Gunung demi 25 Liter Air Bersih
Warga Plampang II mengantre mengambil air bersih bantuan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY dan IAI Cabang Kulonprogo, Minggu (29/9/2019). FOTO/iNews/KUNTADI
A A A
KULONPROGO - Setengah tahun lebih warga di Dukuh Plampang I dan II, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kekeringan. Mereka harus naik turun bukit untuk mendapatkan air bersih, dengan membuat sumur kecil di bekas aliran Sungai Papak yang mengering. Selebihnya mereka hanya mengandalkan bantuan yang tidak pasti datangnya.

"Kalau enam bulan sudah lebih, semua sumber air kering," tutur Karmi (60), warga Plampang II ketika mengantre mengambil air bersih bantuan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY dan IAI Cabang Kulonprogo, Minggu (29/9/2019).

Untuk mendapatkan air bersih mereka harus berjalan minimal 1 kilometer ke sumber air. Itu pun medannya tidak mudah. Mereka harus naik turun bukit yang kering. Dengan membawa jeriken berkapasitas 25 liter, mereka harus antre dengan warga lain di sumur yang dibuat.

"Kalau antreannya banyak bisa dua jam baru bisa mengambil," ujarnya.

Kondisi ini berbeda 180 derajat dengan saat musim penghujan. Begitu musim hujan tiba, air dari rembesan bukit sangat melimpah. Bahkan air itu tidak akan bisa ditampung dan aliran sungai ini penuh dengan air. "Kita sangat terbantu dengan bantuan ini," ujarnya.

Kepala Dukuh Plampang II, Dwi Wuryaningsih, mengatakan ada sekitar 19 kepala keluarga (KK) di wilayahnya yang kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka biasa mengambil dari air belik (sumur di bekas sungai) untuk memenuhi kebutuhan MCK.

"Saat ini warga tengah mengembangkan pamsimas dengan sumur Bor, tetapi juga belum bisa diangkat ke atas bukit," katanya.

Ketua IAI Cabang Kulonprogo, Tri Lestari mengatakan, dalam peringatan Hari Apoteker ini mereka sengaja menggelar bhakti sosial di wilayah terpencil dan pinggiran. Mulai dari pengobatan gratis, penyuluhan kesehatan, hingga pengiriman bantuan air bersih. Selain itu, juga diberikan bantuan alat meteran untuk mendukung program pamsimas yang dikembangkan masyarakat.

"Kita bantu 10 tangki, untuk warga di lima Pedukuhan. Hari ini di Plampang II dan besok merata," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6098 seconds (0.1#10.140)