Gelisah Krisis Iklim, Puluhan Anak Geruduk Kantor Gubernur Jateng

Jum'at, 27 September 2019 - 17:57 WIB
Gelisah Krisis Iklim, Puluhan Anak Geruduk Kantor Gubernur Jateng
Puluhan anak didampingi orang tuanya menggelar aksi Karnaval #JedaUntukIklim Semarang di depan Kantor Gubernur Jateng, Jumat (27/9/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Kegelisahan terhadap krisis iklim mendorong anak-anak dan penyandang difabel Semarang melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Jumat (27/9/2019).Dalam aksi bertajuk Karnaval #JedaUntukIklim Semarang, mereka didampingi oleh orang tuanya dan sejumlah aktivis yang peduli krisis iklim.

Anak-anak menggunakan kostum alam dan membawa beragam spanduk serta poster tentang krisis iklim. Aksi diawali dengan longmarch dari depan Masjid Baiturrahman, menyisiri kawasan Simpang Lima dan berakhir di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, untuk menyampaikan aspirasi.

Menurut koordinator #JedaUntukIklim, Ellen Nugroho, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan anak muda sedunia Global Climate Strike sepanjang pekan 22-27 September 2019. Anak-anak peserta aksi terlibat secara aktif dalam persiapan karnaval.

"Mereka membuat poster, spanduk, kostum, dan atribut bertema kelestarian alam dan lingkungan. Yang tampil di panggung aspirasi juga anak-anak. Mereka membacakan puisi dan surat untuk presiden, memberikan orasi tentang krisis iklim, menyanyi dan berdoa," kata Ellen.

Reza Kurniawan (20), penyandang cerebral palsi yang mengarang puisi mengatakan, kondisi alam saat ini sudah krisis. Karena itu setiap orang harus berbuat sesuatu agar generasi mendatang bisa menikmati alam yang lebih baik. "Kalau bukan kita, siapa lagi yang membantu alam ini," katanya.

Roetji Noor Soepono dalam orasi mengatakan, bahwa dulu kerap melihat belalang dan kupu-kupu. Namun sekarang ini tinggal sedikit keberadaannya. "Dulu musim hujan dan kemarau teratur, sekarang tidak teratur. Kotaku semakin panas, juga kota-kota yang lain, tapi yang menyadari alam semakin rusak itu masih sedikit," katanya.

Sementara itu, Kenyo Sukmaning Gesang (16), siswa kelas XI SMA Semesta, mengaku ikut aksi ini karena punya banyak mimpi di masa mendatang. "Jika krisis iklim ini tidak segera ditanggulangi, mimpi-mimpiku akan hangus begitu saja. Dengan adanya aksi seperti ini, aku berharap para wakil rakyat lebih peduli tentang masa depan remaja-remaja di Indonesia," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0734 seconds (0.1#10.140)