London-Sydney Ditempuh Hanya 4 Jam dengan Pesawat Hipersonik

Jum'at, 27 September 2019 - 13:00 WIB
London-Sydney Ditempuh Hanya 4 Jam dengan Pesawat Hipersonik
Terbang dengan Hipersonik, London-Sydney Ditempuh Hanya 4 Jam
A A A
LONDON - Pada tahun 2030 mendatang, penerbangan London-Sydney diprediksi bisa ditempuh hanya dalam empat jam. Itu akan terwujud pada 2030 dengan pesawat bermesin roket hipersonik yang dikembangkan Reaction Engines, perusahaan berbasis di Oxfordshire, Inggris. Kepastian program tersebut setelah ada kesepakatan antara Badan Antariksa Inggris dan Badan Antariksa Australia.

Mereka sepakat membangun Jembatan Antariksa di dunia yang pertama. Proyek ambisius itu karena sudah ada kepastian mesin roket Synergetic Air-Breathing Rocket Engine (SABRE) yang dikembangkan Reaction Engines. Mesin jet tersebut memang menjadi permata dan menjadi daya jual perusahaan tersebut.

“Kita akan mewujudkan mesin roket SABRE menjadi suatu hal yang bermanfaat. Itu mungkin akan memudahkan kita terbang ke Australia selama empat jam,” kata Ketua Badan Antariksa Inggris Graham Turnock, dilansir CNN. “Teknologi ini bisa mewujudkan hal tersebut. Kita berbicara untuk mewujudkan penerbangan hipersonik tersebut pada 2030. Penelitian dan pengembangannya telah berjalan sangat maju,” katanya.

Kabar tersebut membuat penggemar penerbangan supersonik girang dan senang. Itu menjadi terobosan baru setelah pesawat Concorde berhenti terbang pada 2003. Sebelumnya pada April 2019, Reaction Engines mengumumkan sukses menguji coba roket mereka dengan kecepatan Mach 3,3 atau tiga kali kecepatan suara. Uji coba tersebut dilaksanakan di Colorado Air and Space Port, Amerika Serikat.

Sebenarnya, SABRE tersebut bisa memiliki kecepatan Mach 5. Nantinya, SABRE bisa lebih cepat 50% dibandingkan kecepatan Concorde yang biasa digunakan untuk penerbangan New York dan Paris selama 3,5 jam. Roket SABRE tersebut juga memiliki kecepatan pesawat jet tercepat yang pernah dibuat, yakni Lockheed SR-71 Blackbird.

SABRE merupakan mesin jet yang lebih irit bahan bakar, tetapi memiliki kemampuan dan kecepatan terbang yang tinggi. Pasalnya, roket tersebut awalnya memang ditujukan untuk kepentingan penerbangan antariksa dan bisa dimodifikasi untuk pesawat penumpang dengan kecepatan hipersonik. Jika terbang untuk kepentingan antariksa, roket itu bisa mengantarkan pesawat hingga kecepatan Mach 25.

Bukan hanya Inggris dan Australia, Badan Antariksa Eropa (ESA) juga memberikan dana komitmen senilai USD11,1 juta kepada Reaction Engines. Itu sebagai bantuan akhir dari komitmen Pemerintah Inggris senilai USD80 juta sejak 2013 untuk mengembangkan roket untuk penerbangan hipersonik.

“Kesepakatan dengan ESA itu menjadi bentuk kepercayaan diri bukan hanya potensi revolusi teknologi ini, tetapi kemampuan kita mewujudkannya,” kata CEOP Reaction Engines Mark Thomas dilansir CN Traveler. “Kita dalam fase untuk mengakselerasikan perkembangan SABRE dan menjalankannya,” paparnya.

SABRE sendiri sebenarnya merupakan kombinasi elemen mesin pesawat jet dengan roket pesawat antariksa konvensional. Teknologi itu bisa mengurangi kecepatan 25 kali kecepatan suara menjadi hanya lima kali kecepatan suara. Lebih spesifik, SABRE menggunakan teknologi mesin jet dengan tambahan mekanisme pendinginan dari 1.000 derajat Celsius menjadi minus 150 derajat Celsius.

Mesin SABRE juga bisa digunakan berbagai kegiatan, seperti roket peluncuran satelit, wahana antariksa, dan pesawat hipersonik komersial. Fokus pengembangan purwarupa telah dilaksanakan pada 2020, tetapi Reaction Engines ingin memanfaatkan mesin tersebut untuk pesawat antariksa seperti Lapcat dan Skylon yang bisa digunakan untuk mengangkut kargo ke antariksa.

Selain hemat bahan bakar, SABRE juga memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan mesin roket pada umumnya. “Hal utama dari SABRE adalah mesin roket hybrid dan mesin penerbangan. Itu juga menjadi roket yang bisa bernafas di udara,” kata Shaun Driscoll, Direktur Program Reaction Engines. Dia mengungkapkan, roket tidak berkembang selama 70 tahun terakhir.

Namun demikian, mesin penerbangan memang dikenal efisien. Itu menjadi hal utama untuk menciptakan mesin pesawat berbasis kekuatan antariksa. Total investasi yang didapatkan Reaction Engines mencapai USD130 juta selama empat tahun. Mereka juga mendapatkan dukungan penuh dari pemain industri utama seperti BAE Systems, Rolls-Royce, dan Boeing HorizonX.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6733 seconds (0.1#10.140)