Tim Pengabdian UNS Kembangkan Prototype Permen Jelly Kunyit Asam

Selasa, 24 September 2019 - 13:15 WIB
Tim Pengabdian UNS Kembangkan Prototype Permen Jelly Kunyit Asam
Tim Pengabdian Farmasi UNS bekerja sama dengan Jeng In Jamu Homemade memodifikasi minuman jamu kunyit asam segar menjadi bentuk permen jelly. FOTO/IST
A A A
SOLO - Jamu merupakan istilah obat tradisional berbahan alami khas Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun untuk menjaga kesehatan tubuh. Minat masyarakat Indonesia terhadap jamu masih ada meskipun berbagai jenis suplemen dan vitamin banyak beredar. Jamu menjadi salah satu pilihan masyarakat modern untuk menjaga stamina tubuh.

Industri jamu pun sudah menunjukkan eksistensinya. Jumlah konsumsi jamu diperkirakan akan terus meningkat, mengingat masyarakat mulai beralih menggunakan produk alami.

Hal ini dimanfaatkan oleh Indrawati Kurnia Setyani sebagai pemilik home industry Jeng In Jamu Homemade di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman untuk berwirausaha dengan membuat minuman jamu segar kunyit asam, gula asam, dan beras kencur yang dikemas dalam botol. Usaha ini sudah dirintis sejak 2013 dan telah mendapatkan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

Indrawati menyampaikan, produk minuman jamu kunyit asam merupakan produk yang paling diminati konsumen. Kendala yang dialami adalah produk ini tidak dapat bertahan lama dan maksimal disimpan selama tiga hari dalam almari es. Karena itu produksi jamu segar ini tidak dapat dilakukan rutin setiap hari. Selain itu produksi jamu masih menggunakan peralatan yang terbatas sehingga dirasa kurang efisien.

Tim Pengabdian UNS Kembangkan Prototype Permen Jelly Kunyit Asam


Terkait hal tersebut, tim pengabdian Farmasi UNS yang diketuai Wisnu Kundarto bersama Dian Eka Ermawati, dan Yeni Farida melakukan kerja sama dengan Jeng In Jamu Homemade untuk memodifikasi produk minuman jamu kunyit asam segar menjadi bentuk permen jelly. Tim pengabdian juga menyerahkan bantuan alat-alat untuk meningkatkan kapasitas produksi jamu pada Agustus lalu.

"Saya mengucapkan terima kasih terhadap UNS yang telah membiayai kegiatan pengabdian ini melalui skema Program Kemitraan Masyarakat bersumber dari dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNS tahun anggaran 2019," kata Wisnu, Selasa (24/9/2019).

Wisnu menambahkan bahwa hasil uji organoleptik dan kesukaan terhadap prototype permen yang dihasilkan menunjukkan secara umum tekstur, aroma dan warna dapat diterima responden. Akan tetapi prototype ini masih memerlukan penyempurnaan dalam hal rasa mengingat masih berasa khas jamu sehingga masih terasa kurang manis.

Tim pengabdian masih akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terutama dalam mengembangkan prototype sehingga dapat menjadi bentuk diversifikasi produk mitra yang lebih berkualitas dan layak jual.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.3919 seconds (0.1#10.140)