Produksi Padi Turun, Petani Semarang Manfaatkan Teknologi Digital

Selasa, 24 September 2019 - 07:00 WIB
Produksi Padi Turun, Petani Semarang Manfaatkan Teknologi Digital
Produksi Padi Turun, Petani Semarang Manfaatkan Teknologi Digital.
A A A
SEMARANG - Petani di Kabupaten Semarang Jawa Tengah memanfaatkan teknologi internet untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Sebab, selama kurun waktu 2014 - 2018 hasil pertanian padi cenderung menurun karena gagal panen.

Kekhawatiran akan gagal panen itu terjadi pada kelompok tani di Dusun Karanggawang RT 2/1, Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Muhammad Yusuf, ketua kelompok tani di desa tersebut menerangkan bahwa produktivitas pertanian di Dusun Karanggawang tidak dalam kondisi baik sehingga hasil panen menurun.

"Gagal panen menjadi momok menakutkan bagi para petani. Hal tersebut karena gagal panen mengakibatkan berkurangnya jumlah pendapatan. Padi masih menjadi jenis tanaman penghasil pangan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang sebagai makanan pokok di Indonesia sehingga kualitas tanaman padi perlu diperhatikan," kata Yusuf, Selasa (24/9/2019).

Para petani pun menggandeng Politeknik Negeri Semarang (Polines) untuk menciptakan alat guna meningkatkan hasil produksi pertanian. Keinginan warga itu sejalan dengan program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) yang berhasil lolos seleksi SIMLITABMAS dari Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi) pada 2018.

Ketua PKM Polines, Dr. Eni Dwi Wardihani, S.T., M.T., menjelaskan kegiatan itu mengambil judul “Sistem Monitoring Kualitas Tanaman Padi Berbasis IoT untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian”. Program tersebut bertujuan agar petani dapat melakukan monitoring terhadap kualitas padi untuk mencegah gagal panen.

"Sistem monitoring tersebut dilengkapi dengan sensor kelembaban tanah, level air, temperatur air dan temperatur lingkungan, serta notifikasi nilai parameter sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi gagal panen," tutur Eny.

Menurutnya, kualitas tanaman padi dapat memengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Sementara kualitas tanaman dapat ditentukan oleh kelembaban, level air dan temperatur. Revolusi Industri 4.0 menggabungkan teknologi otomatisasi dengan siber.

"Salah satu tren pada Industri 4.0 adalah IoT. Internet of Things merupakan perkembangan keilmuan yang sangat menjanjikan untuk mengoptimalkan kehidupan berdasarkan sensor cerdas dan peralatan pintar yang bekerjasama melalui jaringan internet," jelasnya.

Selain membuat sistem monitoring tersebut, Tim Pengabdian Kemitraan Masyarakat juga melakukan pelatihan serta pendampingan kepada para petani. Diharapkan produktivitas pertanian di Dusun Karanggawang dapat meningkat sehingga berdampak pada pendapatan ekonomi yang lebih baik.

"Petani bisa melihat level ketinggian air, kelembaban tanah, dan suhu air, serta suhu lingkungan dari layar PC di rumahnya. Termasuk mendeteksi dini kalau ada perubahan-perubahan kondisi lingkungan, sehingga bisa menghemat biaya pemeliharaan," pungkasnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.7700 seconds (0.1#10.140)