Puluhan Ribu Data Kependudukan di Gunungkidul Masih Bermasalah

Kamis, 19 September 2019 - 19:36 WIB
Puluhan Ribu Data Kependudukan di Gunungkidul Masih Bermasalah
di Gunungkidul masih banyak data kependudukan yang bermasalah. FOTO Ilustrasi /DOK SINDOnews
A A A
GUNUNGKIDUL - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Gunungkidul mengakui masih banyak data kependudukan yang bermasalah. Hingga akhir tahun lalu, terdapat 64.307 data kependudukan yang bermasalah.

Kepala Disdukcapil Kabupaten Gunungkidul, Markus Tri Munarja mengatakan, persoalan data kependudukan tersebut dipengaruhi beberapa hal. Di antaranya adalah ada yang pindah penduduk, meninggal dan validitas data lainnya, seperti nama ganda.

"Ini juga disebut anomali data. Catatan kami dari jumlah tersebut, data penduduk yang nonaktif ada 46.384 jiwa. Ini karena alamat yang tidak menunjukkan tempat tinggal, perekaman ganda e KTP, data tampungan atau jumlah anggota keluarga yang tidak wajar, nama yang tidak wajar, status yang tidak wajar dan tidak ter-update, NIK yang tidak sesuai kaidah dan tanggal lahir yang tidak valid, "terangnya kepada wartawan, Kamis (19/9/2019).

Pihaknya mengaku terus melakukan validasi data kependudukan di tahun 2019 ini."Saat ini, sebanyak 15.235 jiwa setelah diverifikasi oleh petugas dan memiliki akta kematian, artinya semua sudah meninggal dunia ” ujarnya.

Upaya untuk mengurangi persoalan data kependudukan juga terus dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah desa -pemerintah desa di Gunungkidul. Di antaranya laporan perubahan data warga apabila pindah, atau meninggal dunia atau datanya keliru. "Karena Pemdes yang mengetahui lebih detail data masyarakat di desanya," beber dia.

Markus melanjutkan, data yang valid juga menguntungkan masyarakat. Di antaranya adalah berbagai program bantuan serta fasilitas pengaman sosial.

"Karena kalau data tidak valid tidak akan menerima. Maka selalu kami ingatkan update data. Ini juga menjadi ukuran kepastian jumlah warga baik di Gunungkidul maupun secara keseluruhan di Indonesia," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7790 seconds (0.1#10.140)