Dampak Kabut Asap, Penumpang Menginap di Bandara

Kamis, 19 September 2019 - 06:00 WIB
Dampak Kabut Asap, Penumpang Menginap di Bandara
Dampak Kabut Asap, Penumpang Menginap di Bandara. Foto/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Penerbangan ke sejumlah daerah di Kalimantan dan Sumatera dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, masih tetap ramai. Meski ada keterlambatan dan pembatalan terbang, para calon penumpang tetap menunggu untuk diberangkatkan.

Exhibition hall Bandara Ahmad Yani masih tetap dipenuhi calon penumpang. Sebagian besar calon penumpang merupakan tujuan sejumlah daerah di Kalimantan, seperti Pontianak dan Pangkalan Bun. Mereka tetap menunggu meski ada informasi keterlambatan dan pembatalan penerbangan.

Departement Head Airport Operation Service Bandara Ahmad Yani Agus Sina menjelaskan, keterlambatan dan pembatalan terbang dilakukan oleh pihak maskapai. Meski begitu, pihaknya mengizinkan para calon penumpang yang ingin menunggu atau menginap di bandara.

“Kami dari pengelola Bandara Ahmad Yani Semarang memperhatikan mencoba sebaik mungkin untuk memberikan pelayanan kepada para penumpang yang memang pada saat itu mereka tidak mau pulang karena cukup jauh dari Semarang. Sehingga kami membantu mengizinkan para penumpang untuk bisa menunggu atau bahkan ada beberapa yang menginap di bandara,” kata Agus, Rabu (18/9/2019).

“Kita ketahui terminal kita ini cukup dingin, apalagi kalau malam dan tidak ada penumpang lainnya. Sehingga kami beberapa kali memberikan bantuan meminjamkan selimut kepada para penumpang yang memang tidak ingin pulang lagi ke daerahnya karena jauh sehingga yang bersangkutan memilih untuk menunggu di bandara saja,” tambah dia.

Agus juga menjelaskan, keterlambatan dan pembatalan penerbangan ke sejumlah wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera masuk dalam kategori force majeure. Akibatnya, para penumpang tidak mendapatkan kompensasi dari pihak maskapai. Pihaknya berharap calon penumpang dapat memahami kondisi penerbangan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan.

“Semoga kejadian kebakaran ini bisa segera teratasi karena di Kalteng itu kabarnya titik apinya paling banyak. Jadi juga banyak yang terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan),” lugas seorang calon penumpang, Annisa.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9172 seconds (0.1#10.140)