Peringatan 40 Hari Mbah Moen, Jalan Pantura Ditutup
A
A
A
REMBANG - Tahlil dan doa 40 hari wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen berlangsung Sabtu (14/9/2019), mulai pukul 19.30 hingga pukul 24.00 WIB.
Para alumnus maupun warga berdatangan di pondok pesantren yang ada di jalur pantura itu. Mereka datang rombongan dengan mobil. Dari Brebes, Cilacap, Pekalongan, Tuban, Bojonegoro, Salatiga, Wonosobo, Magelang, Kebumen, Banjarnegara dan daerah lainnya di Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jawa Barat.
Salah satunya rombongan yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Kabupaten Banjarnegara, yang juga ajudan almarhum Mbah Moen, KH Khayatul Makky atau yang akrab disapa Gus Hayat. “Saya berangkat Jumat (13/9/2019), sebenarnya mau langsung ke pondok, tapi istirahat dulu di hotel ini,” katanya.
Acara tahlil dan doa 40 hari Mbah Moen diawali dengan pembacaan surat Yasin oleh KH A Muhammad Ainul Yakin, dilanjutkan pembacaan tahlil oleh Habib Abu Bakar Assegaf, pembacaan Qashidah oleh HMA Al Anwar, sambutan keluarga oleh KH M Najih. Mauidoh hasanah disampaikan oleh Ketua Forum Ulama Sufi se-Dunia Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya dari Pekalongan.
Kasatlantas Polres Rembang, AKP Roy Irawan, mengatakan, penutupan jalur Pantura dilakukan dalam rangka sterilisasi lokasi pengajian tahlil memperingati 40 hari wafatnya Mbah Moen.
Atas penutupan jalur tersebut, pihak kepolisian juga telah menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara roda empat atau lebih. Dalam proses pengalihan tersebut, Polres Rembang juga bekerja sama dengan pihak Polres Tuban.
“Untuk rute Semarang – Surabaya lewat pertigaan clangapan di wilayah kota Rembang, atau bisa belok di pertigaan masjid Lasem, kemudian ke arah Sedan sampai Sale, hingga keluar di Jatirogo tembus Bulubancar Tuban,” terang Roy.
Rute perjalanan terbalik juga diterapkan pada arus Surabaya – Semarang. Hal itu guna menghindari penumpukan kendaraan di wilayah Kecamatan Sarang, baik dari arah timur ataupun barat.
Para alumnus maupun warga berdatangan di pondok pesantren yang ada di jalur pantura itu. Mereka datang rombongan dengan mobil. Dari Brebes, Cilacap, Pekalongan, Tuban, Bojonegoro, Salatiga, Wonosobo, Magelang, Kebumen, Banjarnegara dan daerah lainnya di Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jawa Barat.
Salah satunya rombongan yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Kabupaten Banjarnegara, yang juga ajudan almarhum Mbah Moen, KH Khayatul Makky atau yang akrab disapa Gus Hayat. “Saya berangkat Jumat (13/9/2019), sebenarnya mau langsung ke pondok, tapi istirahat dulu di hotel ini,” katanya.
Acara tahlil dan doa 40 hari Mbah Moen diawali dengan pembacaan surat Yasin oleh KH A Muhammad Ainul Yakin, dilanjutkan pembacaan tahlil oleh Habib Abu Bakar Assegaf, pembacaan Qashidah oleh HMA Al Anwar, sambutan keluarga oleh KH M Najih. Mauidoh hasanah disampaikan oleh Ketua Forum Ulama Sufi se-Dunia Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya dari Pekalongan.
Kasatlantas Polres Rembang, AKP Roy Irawan, mengatakan, penutupan jalur Pantura dilakukan dalam rangka sterilisasi lokasi pengajian tahlil memperingati 40 hari wafatnya Mbah Moen.
Atas penutupan jalur tersebut, pihak kepolisian juga telah menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara roda empat atau lebih. Dalam proses pengalihan tersebut, Polres Rembang juga bekerja sama dengan pihak Polres Tuban.
“Untuk rute Semarang – Surabaya lewat pertigaan clangapan di wilayah kota Rembang, atau bisa belok di pertigaan masjid Lasem, kemudian ke arah Sedan sampai Sale, hingga keluar di Jatirogo tembus Bulubancar Tuban,” terang Roy.
Rute perjalanan terbalik juga diterapkan pada arus Surabaya – Semarang. Hal itu guna menghindari penumpukan kendaraan di wilayah Kecamatan Sarang, baik dari arah timur ataupun barat.
(nun)