Hewan Jadi Agen Terbaik CIA saat Perang Dingin

Sabtu, 14 September 2019 - 14:30 WIB
Hewan Jadi Agen Terbaik CIA saat Perang Dingin
Markas Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Beberapa dokumen yang dideklasifikasikan mengungkap bahwa agen-agen terbaik Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat (AS) saat Perang Dingin bukanlah manusia. Agen mata-mata itu adalah hewan, mulai dari kucing, anjing, lumba-lumba, hingga burung.

Beberapa dokumen yang dikutip AFP, Sabtu (14/9/2019), menyebutkan bahwa merpati dan gagak adalah operator lapangan CIA. Beberapa hewan itu sengaja dilatih CIA sebagai agen pengganti manusia.

"Satu agen CIA terbang tinggi adalah seekor gagak bernama Do Da," bunyi salah satu dokumen, yang menambahkan bahwa Do Da dilatih menjadi operator teratas di kelas spionase.

Burung gagak itu menjadi tokoh sentral dalam program rahasia CIA selama satu dekade untuk melatih hewan sebagai agen. Namun, Do Da menghilang di tengah-tengah "ujian sekolah" mata-matanya pada awal 1974.

Untuk program burung itu, CIA meminta ahli ornitologi profesional dalam upaya untuk menentukan burung mana yang secara teratur menghabiskan sebagian tahun di daerah Shikhany di Lembah Sungai Volga di tenggara wilayah Moskow.

Menurut dokumen itu, CIA melihat burung-burung yang bermigrasi sebagai "sensor hidup"—yang berdasarkan makanan mereka—akan mengungkapkan jenis zat apa yang diuji oleh Rusia dengan memeriksa daging mereka.

Pada awal 1970-an, CIA beralih ke burung pemangsa dan gagak sebagai agen mata-mata. Badan intelijen itu berharap kedua jenis burung itu bisa dilatih untuk misi "emplacement" seperti menjatuhkan perangkat pendengar di ambang jendela, dan misi mengambil foto.

"Do Da adalah kandidat paling menjanjikan untuk misi Soviet, hewan dari proyek ini," imbuh dokumen rahasia tersebut yang dilansir AFP. Namun, Do Da dilaporkan diserang sepasang gagak dalam sebuah misi pelatihan dan sejak itu tak terlihat lagi.

Badan Intelijen Pusat AS juga dilaporkan membeli ratusan merpati, mengujinya dengan kamera yang terpasang di wilayah sekitar AS untuk melihat apakah mereka bisa dilatih di jalur tertentu. Target utama mereka adalah galangan kapal di Leningrad (sekarang Saint Petersburg).

Beberapa burung selama pelatihan berhasil membuat foto yang sempurna. Namun, sebagian besar dari mereka terbang dengan peralatan uji mahal yang masih terpasang. Namun, dokumen-dokumen yang dideklasifikasi tidak mengungkapkan jika operasi Leningrad telah dicoba.

Tidak hanya burung yang terdaftar dalam program pelatihan spionase klandestin CIA. Badan intelijen itu juga dilaporkan mempelajari dan menguji kucing sebagai "kendaraan pengintai audio".

Menurut dokumen tersebut, anjing dengan implan otak elektrik—untuk memfasilitasi kendali jarak jauh mereka—juga menjadi agen dan bukan laporan fiksi.

Hewan lain yang diandalkan CIA adalah lumba-lumba. Hewan laut ini dilatih untuk menjadi penyabot potensial dalam upaya untuk menghalangi pengembangan armada kapal selam nuklir Uni Soviet. Secara khusus, lumba-lumba dilatih untuk menyelinap ke pelabuhan Soviet, menyimpan pelampung akustik atau unit deteksi rudal, atau bahkan berenang bersama kapal-kapal bawah laut untuk mengumpulkan data akustik.

Sementara itu, menurut dokumen CIA, program menjadikan hewan-hewan sebagai agen mata-mata kurang begitu berhasil.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0832 seconds (0.1#10.140)