Siswa SMP Bawa Sabit Akhirnya Berdamai dengan Guru
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kasus siswa mengancam dan membawa sabit ke sekolah lantaran HP disita saat jam pelajaran terus viral. Namun kasus tersebut berakhir damai dan ada kesepakatan bersama.
Surat pernyataan damai ditandatangani orang tua siswa Tomo Sumito, 65 mewakili siswa sebagai pihak pertama dan pihak sekolah sebagai pihak kedua. Dalam surat tersebut pihak pertama meminta maaf kepada pihak kedua. Kemudian pihak kedua memberikan maaf. Selain itu juga pihak pertama siap dan tunduk aturan sekolah hingga menyelesaikan kasus tanpa dendam dan kekeluargaan.
"Tadi sudah ada pernyataan bersama. Kita tetap menerima siswa tersebut sekolah di sekolah kami. Namun harus menaati aturan sekolah," kata Kepala Sekolah salah satu SMPN di Ngawen Sriyana Rabu, (11/9/2019).
Dengan demikian pihaknya menganggap persoalan selesai. Sekolah, lanjutnya siap membina anak tersebut hingga lulus. "Kita akan berikan pendampingan, "imbuhnya.
Sementara siswa pelaku pengancaman menyesal dengan yang dilakukannya. Dia mengaku marah karena saat itu dia sedng bermain game ddan terganggu dengan guru agamanya. "Saya menyesal dan meminta maaf pada bapak dan ibu guru, "ucapnya di Mapolsek Ngawen.
Pelaku juga mengaku malu dengan teman - temannya atas aksi yang viral di medsos tersebut. "Saya masih ingin sekolah dan mau melanjutkan ke SMK," pungkasnya.
Surat pernyataan damai ditandatangani orang tua siswa Tomo Sumito, 65 mewakili siswa sebagai pihak pertama dan pihak sekolah sebagai pihak kedua. Dalam surat tersebut pihak pertama meminta maaf kepada pihak kedua. Kemudian pihak kedua memberikan maaf. Selain itu juga pihak pertama siap dan tunduk aturan sekolah hingga menyelesaikan kasus tanpa dendam dan kekeluargaan.
"Tadi sudah ada pernyataan bersama. Kita tetap menerima siswa tersebut sekolah di sekolah kami. Namun harus menaati aturan sekolah," kata Kepala Sekolah salah satu SMPN di Ngawen Sriyana Rabu, (11/9/2019).
Dengan demikian pihaknya menganggap persoalan selesai. Sekolah, lanjutnya siap membina anak tersebut hingga lulus. "Kita akan berikan pendampingan, "imbuhnya.
Sementara siswa pelaku pengancaman menyesal dengan yang dilakukannya. Dia mengaku marah karena saat itu dia sedng bermain game ddan terganggu dengan guru agamanya. "Saya menyesal dan meminta maaf pada bapak dan ibu guru, "ucapnya di Mapolsek Ngawen.
Pelaku juga mengaku malu dengan teman - temannya atas aksi yang viral di medsos tersebut. "Saya masih ingin sekolah dan mau melanjutkan ke SMK," pungkasnya.
(nun)