Bukan Jamannya, Guru Larang Siswa Bawa Gadget ke Sekolah

Selasa, 10 September 2019 - 19:31 WIB
Bukan Jamannya, Guru Larang Siswa Bawa Gadget ke Sekolah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) dan Kepala Pustekkom, Gogot Suharwoto (kanan) saat berbicara dalam Talkshow Hot Topic MNC Trijaya FM di Aula BPTIK Dikbud Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019). FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Pusat teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud mendorong sekolah untuk mengubah gaya pembelajaran dari tradisional ataupun konvensional menjadi digital. Sehingga, guru tidak perlu melarang siswa membawa gadget ke sekolah, namun harus ditekankan cara penggunaan gadget agar tepat.

Hal itu disampaikan Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto saat berbicara dalam Talkshow Hot Topic MNC Trijaya FM-BPTIK Dikbud Jateng dalam rangkaian kegiatan Festival Kihajar (Kita Harus Belajar) 2019 di Aula Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Dikbud Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019). Acara tersebut dihadiri ratusan siswa dan guru SD, SMP, SMA/SMK se-Jawa Tengah.

“Untuk saat ini sudah tak jamannya lagi setiap hari guru meminta siswa membuka buku atau memberika pekerjaan rumah di buku ini dan itu. Selanjutnya pekerjaan rumah dicocokan,” kata Gogot.

Menurutnya, untuk menerapkan konsep pembelajaran digital, jika ada sekolah yang masih melarang siswa membawa gadget, hal itu akan bertentangan dengan dunia nyata.

Dia menyatakan, sudah saatnya guru mengikuti perkembangan jaman, sehingga pembelajaran di sekolah tidak lagi kaku. “Terlebih lagi, pembelajaran harus dibuat menyenangkan dan sesuai dengan zamannya. Materi pembelajaran bisa berupa video atau game,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pustekkom terus melakukan pendayagunaan dan mengoptimalkan peran teknologi. Yakni dengan pembelajaran digital. Pihaknya juga memiliki portal, kemudian kelas-kelas tradisional diubah menjadi menyenangkan dengan menggunakan teknologi.

“Era sekarang ini, ayah, ibu, sampai tukang sayur bawa gadget. Maka kalau anak dilarang bawa gadget maka seakan hidup di dunia lain dan beda dengan kenyataan. Yang menjadi permasalahannya bukan gadgetnya tapi untuk apanya,” tandas Gogot.

Pustekkom juga menyatakan kesiapannya untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru SMA/SMK di Jawa Tengah dalam penerapan materi pembelajaran digital tersebut.

Sementara, Gubenur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan, hampir semua anak saat ini lebih familiar dengan teknologi informasi. Hal itu ditunjukkan hampir semua siswa yang hadir mengangkat jarinya saat ditanya apakah memiliki akun instagram, facebook maupun twitter.

Sebab itu, Ganjar menekankan agar guru lebih membuka diri dengan teknologi informasi. Menurutnya, dalam kegiatan belajar mengajar, guru tak bisa terus menerus konvensional. Harus lebih peka dengan zaman dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran.

“Sekolah itu harus menyenangkan dan tidak bikin stres murid. Peran guru bukan ngajari tapi mendorong agar siswa berkembang,” tegasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6930 seconds (0.1#10.140)