419 Juta Nomor Telepon Pengguna Diakui Facebook Bocor di Internet

Jum'at, 06 September 2019 - 11:00 WIB
419 Juta Nomor Telepon Pengguna Diakui Facebook Bocor di Internet
Facebook tidak memiliki bukti bahwa akun platform bocor ke dunia maya. Namun mereka telah lama membatasi pengembang mengakses nomor telepon pengguna. Foo/Ist
A A A
MOUNTAIN VIEW - Ratusan juta nomor telepon yang ditautkan ke akun media sosial Facebook telah ditemukan di dunia maya.

Seperti dilansir dari TechCrunch, peneliti keamanan dan anggota Yayasan GDI, Sanyam Jain, menemukan server yang tidak aman dan dilindungi kata sandi yang dapat diakses oleh siapa saja.

Server itu berisi 419 juta nomor telepon. Angka-angka tersebut dikaitkan dengan informasi lain dari pengguna, seperti nama orang, negara tempat tinggal atau jenis kelaminnya.

Disebutkan data nomor ponsel yang bocor ada pada pengguna di kawasan Amerika Serikat sebanyak 133 juta kontak telepon, Vietnam (50 juta), dan Inggris (18 juta). Mereka ada di antara negara-negara yang paling terkena dampak dari kebocoran server.

Pengungkapan ini terjadi beberapa bulan setelah masalah dengan sistem otentikasi dua faktor Facebook. Ini membuat nomor telepon seakan menjadi ranah ruang publik.

Terkait hal ini, Juru Bicara Facebook, Jay Nancarrow, mengatakan, data telah dihapus sebelum Facebook memotong akses ke nomor telepon pengguna. "Kumpulan data ini sudah lama dan tampaknya memiliki informasi yang diperoleh sebelum kami melakukan perubahan tahun lalu untuk menghapus kemampuan orang menemukan orang lain menggunakan nomor telepon mereka," kata Jay seperti dikutip dari TechCrunch.

Ditegaskannya lagi, Facebook tidak memiliki bukti bahwa akun Facebook dikompromikan. Facebook sendiri telah lama membatasi pengembang mengakses nomor telepon pengguna. Perusahaan juga mempersulit pencarian nomor telepon teman-teman. Tetapi pemuatan data ini dapat dilakukan pada akhir bulan lalu, meskipun itu tidak berarti bahwa data tersebut memang baru.

Paparan data terbaru ini adalah contoh data terbaru yang tersedia secara online dan publik tanpa kata sandi. Meskipun sering dikaitkan dengan kesalahan manusia daripada pelanggaran berbahaya, paparan data tetap merupakan masalah keamanan yang muncul.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0719 seconds (0.1#10.140)