Usai Ditemani Pemandu Karaoke, Oknum Polisi Tolak Bayar Tagihan

Jum'at, 06 September 2019 - 03:02 WIB
Usai Ditemani Pemandu Karaoke, Oknum Polisi Tolak Bayar Tagihan
Sejumlah oknum polisi Sat Narkoba Polda Jateng mengamuk dan menolak membayar penuh tagihan usai bernyanyid ditemani wanita pemandu karaoke di Bandungan, Semarang. FOTO Ilustrasi/DOK SINDOnews
A A A
SEMARANG - Aksi koboi yang diduga melibatkan sejumlah anggota Polda Jawa Tengah sungguh sangat memalukan institusi kepolisian. Setelah asyik bersenang-senang di tempat hiburan Karaoke Exelent Bandungan Kabupaten Semarang, mereka menolak membayar tagihan sebesar Rp1,9 juta.

“Empat orang datang dan order di Room 14. Mereka order tiga jam dari jam 00.00 sampai jam 3 dini hari, sambil ditemani empat PK (pemandu karaoke). Setelah selesai, tagihannya senilai Rp1,9 juta itu sudah include PPN 15%,” kata Manager Karaoke Exelent Bandungan Pristiyono, Kamis (5/9/2019).(Baca Juga: Tak Hanya Cabut Pistol, Oknum Polisi Ini Juga Borgol Karyawan
Dia menjelaskan, tagihan itu untuk biaya sewa room, minuman, dan makanan ringan, serta jasa gadis-gadis pemandu karaoke. Sesuai ketentuan dari Pemerintah Kabupaten Semarang, biaya itu dikenakan pajak sebesar 15 persen.

“Iya biaya termasuk PK, tapi utuk PK tidak kena pajak. Kemudian dia komplain, soal tagihan itu dia hanya menyerahkan uang Rp1,75 juta tapi kasir kita enggak mau. Dia terus mempertanyakan tentang tagihannya yang menurut mereka tidak wajar, terutama pajak 15%, sehingga terjadi debat dengan kasir,” ceritanya.

Kasir yang kebingunan lantas menghubungi Pristiyono yang sudah pulang ke rumah. Tak berselang lama, Pristiyono tiba di lokasi dan menjelaskan duduk perkara pajak yang dikenakan.

“Saya datang ke situ dan menemui mereka. Saya jelaskan ini edaran dari Pemda pajaknya 15% jadi harus bayar, kalau enggak bayar saya rugi,” terangnya. (Baca Juga: Identitas Oknum Polisi Ngamuk di Karaoke Sudah Diketahui
Namun, penjelasan itu tak mudah diterima oleh empat pria tersebut. Bahkan, mereka terus marah-marah hingga salah seorang mengeluarkan senjata api. Namun, aksi koboi itu tak berlanjut ke penodongan karena dicegah sesama pelaku.

“Akhirnya, mereka ada yang mau membayar pakai kartu debit. Namun, kebetulan alat kita rusak sehingga tidak bisa menerimanya. Kemudian, ada datang lagi seseorang dan akhirnya tagihan Rp1,9 juta bisa dibayarkan secara lunas,” tandasnya.

“Untuk alasannya kenapa dia hanya bayar Rp1,75 juta, mungkin enggak bawa uang,” pungkas dia.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8343 seconds (0.1#10.140)