AS Jatuhkan Sanksi kepada Badan Antariksa Iran

Rabu, 04 September 2019 - 13:30 WIB
AS Jatuhkan Sanksi kepada Badan Antariksa Iran
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
A A A
WASHINGTON - Untuk kali pertama Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada badan antariksa sipil Iran serta dua organisasi penelitian. AS menuduh mereka mengembangkan rudal balistik.

Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan AS menuduh Badan Antariksa Iran, Pusat Penelitian Antariksa Iran dan Lembaga Penelitian Astronotika sedang memajukan program rudal Teheran dengan kedok misi sipil untuk meluncurkan satelit ke orbit.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa ledakan yang terjadi baru-baru ini di landasan peluncuran adalah tanda Iran mengerjakan pengembangan rudal balistik.

"Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Iran untuk menggunakan program peluncuran luar angkasa sebagai kedok untuk memajukan program rudal balistiknya," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo seperti dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (4/9/2019).

AS di bawah Trump telah meningkatkan tekanan terhadap Teheran sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi ekonomi.

Di bawah sanksi baru, semua warga negara dan penduduk AS akan dianggap bertanggung jawab secara pidana karena terlibat dengan program luar angkasa Iran.

Perusahaan dan pemerintah asing mana pun, serta organisasi kerja sama ruang angkasa internasional, juga dapat dikenai sanksi jika diketahui memiliki keterlibatan dengan lembaga ruang angkasa Iran.

Gedung Putih juga akan membekukan aset badan antariksa Iran di yurisdiksi AS, meskipun kecil kemungkinan adanya aset Teheran mengingat hubungan antara kedua negara.

"Penjatuhan sanksi ini harus berfungsi sebagai peringatan bagi komunitas ilmiah internasional yang berkolaborasi dengan program luar angkasa Iran dapat berkontribusi pada kemampuan Teheran untuk mengembangkan sistem pengiriman senjata nuklir," kata Pompeo.

Teheran sendiri membantah bahwa aktivitas luar angkasanya merupakan kedok untuk pengembangan rudal.

Namun, biar bagaimanapun, Pompeo berpendapat bahwa upaya Iran untuk menguji kendaraan peluncuran ruang angkasa pada 29 Agustus lalu di Pusat Antariksa Imam Khomeini menyoroti "urgensi ancaman."

Menyusul ledakan itu, Presiden AS Donald Trump mentweet gambar pengawasan yang menggambarkan akibatnya, menyatakan bahwa AS tidak ada hubungannya dengan insiden itu. (Baca juga: Roket Iran Gagal Terbang, Trump: AS Tidak Terlibat)

Juru bicara Iran, Ali Rabiei pada hari Senin mengatakan bahwa ledakan itu diakibatkan masalah teknis dan kesalahan teknis.

Iran menegaskan badan antariksa sedang mengembangkan roket untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.

Ledakan itu merupakan upaya ketiga yang gagal menerbangkan roket di pusat peluncuran Iran, meningkatkan kecurigaan adanya sabotase.

Pada bulan Januari dan Februari, satelit Payam dan Doosti juga gagal diluncurkan Negeri Mullah itu.

Iran sendiri sedang bersiap untuk meluncurkan Nahid-1, satelit komunikasi. AS menuduh bahwa peluncuran satelit itu menentang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyatakan bahwa Iran tidak boleh melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8143 seconds (0.1#10.140)