Semangat Hidup Warga Miskin di Gunungkidul Layak Diacungi Jempol

Minggu, 01 September 2019 - 19:46 WIB
Semangat Hidup Warga Miskin di Gunungkidul Layak Diacungi Jempol
Kolonel Tugiman turun ke bawah melihat warga miskin di Kecamatan Gedangsari Gunungkidul. FOTO/IST
A A A
GUNUNGKIDUL - Keterbatasan ekonomi warga di Gunungkidul tidak menyurutkan semangat hidup untuk berusaha. Apalagi harus tergantung belas kasihan masyarakat.

Seperti yang dilakoni Mbah Adi, 65, warga Dusun Ketela, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul. Di saat usia senja dengan kondisi rumah tidak layak huni, dia masih bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. "Saya mengumpulkan pelepah kelapa. Kemudian saya buat sapu lidi," ungkapnya kepada wartawan Minggu (1/9 /2019).

Dari hasil menjual sapu lidi inilah Mbah Adi memenuhi kebutuhan sehari harinya. Apalagi anaknya merantau di Jakarta jarang pulang ke kampung menjadikan dirinya harus berusaha keras memenuhi kebutuhan hidup.

Salah satu tokoh masyarakat di Gunungkidul Kolonel Tugiman berpendapat, Mbah Adi merupakan salah satu potret kemiskinan di Gunungkidul. Masih ada ribuan warga miskin yang hingga saat ini butuh perhatian dengan kebijakan baik skala nasional maupun lokal atau daerah.

"Semangat hidup warga miskin kita luar biasa dan layak diacungi jempol. Tanpa memedulikan dibantu atau tidak, namun tetap berusaha keras. Ini harus kita apresiasi bersama," ulasnya.

Doktor Ilmu Hukum dan mengajar di Universitas Pasundan ini mengatakan dibutuhkan upaya nyata dari pemerintah untuk meembuta kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan. Untuk itu data yang benar-benar akurat sangat penting untuk merumuskan kebijakan.

"Kita selalu melhita data yang tidak tepat, makanya perbaikan data base kependudukan sangat penting, termasuk data warga dan kondisi rumah warga miskin," katanya.

Tokoh kelahiran Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul ini menambahkan upaya pemberdayaan masyarakat sangat penting dilakukan. Hal ini akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan pendekatan yang berbasis pemberdayaan. "Konsep memberi kail untuk pemberian bantuan program penting dilakukan, ini akan mendidik masyarakat untuk berdaya," ulas Tugiman.

Diapun juga mengajak masyarakat lebih peduli. Dengan demikian kasus kasus kemiskinan inana bisa diatasi dengan kepedulian bersama."Saya sudah datang ke Mbah Adi dan sedikit membantunya. Mudah-mudahan bermanfaat,"pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8771 seconds (0.1#10.140)