Pembunuh Ayah Kandung Ini Ternyata Mantan Pengusaha

Minggu, 01 September 2019 - 15:45 WIB
Pembunuh Ayah Kandung Ini Ternyata Mantan Pengusaha
Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pelaku pmbunuhan sadis terhadap ayah kandung di Kampung Kobak Sumur 01/04, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukarya, Kabupaten Bekasi ternyata pernah jadi pengusaha. Diketahui Suherman (35) secara keji membunuh ayah kandungnya Juminta (65) hanya karena sang orang tua tidur mendengkur (ngorok).

Pembunuhan yang menimpa Juminta inipun ini membuat geger warga sekitar. Pembunuhan yang dilakukan Suherman dianggap sangat biadab dan manusiawi. Namun di balik aksi kejinya itu, warga mengenal Suherman sebagai bos lapak rongsokan yang sukses. Akan tetapi usahanya itu bangkrut. Tak lama kemudian ia ditinggal pergi oleh istrinya.

”Dulu banyak uang, saat masih jadi bos limbah, bos lapak. Dia baik juga. Kalau lagi pulang ke rumah suka kasih rokok kopi sama warga,” ujar Turimin (40), tetangga korban, Minggu (1/9/2019).(Baca Juga: Biadab, Anak Bunuh Ayah Kandung Gara-gara Tidur Ngorok
Menurut Turimin, sejak usahanya bangkrut dan ditinggal istri, Suherman kerap menyendiri. Bahkan, dulu tersangka pernah memilih tinggal di lapak rongsokan yang tidak jauh dari rumahnya. Tetapi saat usahanya benar-benar bangkrut sekitar satu tahun lalu, Suherman tinggal bersama orang tuanya. Karena hal itu Suherman diduga menjadi depresi. ”Dia beberapa kali terlihat kumat dengan marah dan teriak-teriak sendiri,” katanya.

Pada saat kumat, lanjut Turimin, tersangka kerap berkelahi dengan keluarganya. Tapi kejadian itu dianggap biasa oleh warga. Hal yang mengagetkan warga, Suherman tega membunuh orang tuanya secara sadis menggunakan linggis.

Sementara itu, ibu kandung tersangka, Sarni (60), mengungkapkan, pihak keluarga sudah beberapa kali berupaya mengobati anaknya ke puskesmas. Lantaran puskesmas tak sanggup menangani, disarankan atau dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Akan tetapi keluarga tidak pernah melakukan pengobatan ke RSJ dikarenakan terkendala biaya dan jarak yang sangat jauh dari rumah.

”Kami enggak punya uang, jauh juga kalau mau berobat kan. Terus anak saya ini juga enggak gila, cuman depresi,” katanya.

Mengetahui kondisi kejiwaan seperti itu, kata dia, tempat tinggal Suherman dipisahkan dari anggota keluarga lainnya. Suherman sendiri memiliki dua kakak perempuan yang sudah menikah. Tempat tinggalnya dipisahkan tidak jauh dari rumah orang tuanya dan korbanlah yang selama ini selalu menjaga anaknya tersebut.

”Herman memang sering ditemani ayahnya di rumah itu. Kalau tidur Herman di kamar ayahnya di ruang depan ruang TV. Saya tidak menyangka dia (Suherman) tega melakukan hal itu,” tuturnya. Sarni sendiri baru mengetahui kematian suaminya Juminta pada Sabtu (31/8/2019) pukul 05.00 WIB.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3836 seconds (0.1#10.140)