Atlet Catur NPC Indonesia Optimistis Pertahankan Gelar

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 15:30 WIB
Atlet Catur NPC Indonesia Optimistis Pertahankan Gelar
Pelatih Kepala Tim Catur NPC Indonesia, Tedi Wiharto dan Manajer Tim Catur NPC Indonesia, Heri Isranto saat memberikan keterangan pers, Jumat (30/8/2019). FOTO/SINDOnews/ Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Atlet pelatnas Catur National Paralympic Committee (NPC) Indonesia memantapkan langkah menyongsong ASEAN Para Games 2020 di Philipina. Prestasi yang diraih saat Malaysia Chess Festival di Kuala Lumpur 8-19 Agustus lalu, membuat optimistis gelar juara umum dapat dipertahankan.

Saat kejuaraan catur bertajuk 14th Dato’ Tan Chin Nam Foundation Malaysia Chess Festival 2019, NPC Indonesia mengirimkan 18 atlet pelatnas. “Kejuaraan itu bukan hanya untuk kalangan difabel, tapi juga untuk semua orang,” kata Pelatih Kepala Tim Catur NPC Indonesia, Tedi Wiharto, di Markas NPC Indonesia di Kota Solo, Jumat (30/8/2019).

Dari NPC Indonesia ikut ambil bagian karena mereka telah terbiasa dengan atlet difabel. Terdapat 18 atlet yang dikirim dan mengikuti tiga kategori sesuai rating masing-masing. Yakni Bayu Ekawanto turun di kelompok umum (open). Dia bersiang dengan para pecatur dengan gelar grand master dari berbagai negara.

Seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Uzbekistan, hingga Selandia Baru. “Bayu meraih posisi ke-29 dari total 69 peserta,” terangnya. Sedangkan di kategori senior, NPC Indonesia mengirim dua atlet. Yakni Tirto dan Maksum Firdaus. Tirto berada di peringakat ke-3, sedangkan Maksum berada di peringkat ke-4. Dalam kategori itu, total terdapat 35 peserta.

Bahkan, atlet pelatnas Sea Games sebagian juga ikut ambil bagian. Pihaknya tak menyangka para atlet NPC Indonesia mampu bersaing. “Ini menjadi modal berharga di ASEAN Para Games 2020,” tegasnya. Sementara, 15 pecatur NPC Indonesia lainnya masuk di kategori challenger.

Yang membanggakan, Gayuh Satrio, salah satu atlet NPC Indonesia sukses menjadi juara I dari 150 peserta. Dia memenangkan tujuh game dan meraih hasil remis pada dua game lainnya.

Gayuh harus berjuang melawan para pecatur normal. Dalam pertandingan itu, menggunakan dua papan catur. Yakni satu untuk lawannya, dan satu lainnya papan catur Braille untuk Gayuh. Karena low vision, dia dibantu oleh seorang pemandu. Gayuh diakui memiliki keunggulan karena bermain dengan konsisten. Biasanya, pecatur tuna netra sering melakukan langkah-langkah lemah.

Sehingga, Gayuh diproyeksikan bisa mendapat banyak medali di ASEAN Para Games 2020 nanti. “Pada Asian Para Games lalu, dia mendapat satu emas dan dua perak,” urainya.

Sementara dalam ASEAN Para Games 2020 di Philipina, NPC Indonsia menargetkan mampu meraih 10 medali emas, tujuh perak, dan enam perunggu. Target dihitung menyesuaikan kemampuan para atlet. Ketika ASEAN Para Games 2017 lalu, pihaknya memeroleh 14 emas, sembilan perak, dan lima perunggu dan menjadi juara umum.

Dengan demikian, pada ASEAN Para Games 2020 ditargetkan mampu mempertahankan juara umum. Atlet yang diwaspadai antara lain negara Philipina sebagai tuan rumah, Vietnam, dan Myanmar. ”Para atlet mengalami kemajuan menggembirakan. Mereka bisa bersaing dengan para grand master yang notabene adalah orang normal,” timpal Manajer Tim Catur NPC Indonesia, Heri Isranto.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9424 seconds (0.1#10.140)