Jonan: Energi yang Paling Penting Ketersediaan dan Keterjangkauan

Jum'at, 30 Agustus 2019 - 21:31 WIB
Jonan: Energi yang Paling Penting Ketersediaan dan Keterjangkauan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memberikan kuliah umum di UGM, Jumat (30/8/2019).FOTO/IST
A A A
SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah umum bertajuk "Implementasi Kebijakan Kedaulatan Energi Negeri" di balai senat , Jumat (30/8/2019). Kegiatan dalam rangka dies UGM dan Sekolah Vokasi UGM itu menghadirkan pembicara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan.

Ignatius Johan dalam pemaparannya menyoroti tentang kedaulatan energi dan bagaimana pemanfaatannya untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat.

Menurut Jonan di era global, masalah energi ada dua hal yang paling penting. Pertama ketersediaan dan kedua keterjangkauan. Hal lainnya yang harus diperhatikan yaitu kemandirian dan produktifitas. Apalagi kemandirian energi itu, tidak harus mengolah sendiri di dalam negeri. Sebab tidak ada negara di dunia ini yang bisa hidup sendiri dari mengolah energinya sendiri.

"Kedaulatan energi, itu bukan semata-mata kita bisa mandiri. Tidak ada negara yang mampu melakukan kegiatan hidupnya secara mandiri. Saling ketergantungan itu sangat tinggi," kata Jonan.

Jonan mencontohkan Jepang itu hanya sedikit mempunyai gas bumi di bagian utara dan minyak nyaris tidak ada, tapi memiliki daya saing yang tinggi. Tiongkok itu produksi batubaranya mencapai 3 miliar ton setiap 1 tahun, tapi masih impor 500-600 juta kilogram batubara apalagi saat musim dingin.

"Untuk itu, tersedianya energi yang murah itu harus bertujuan untuk membuat produktivitas bangsa kita menjadi lebih tinggi, sehingga daya saing produk kita atau bangsa ini harus ditingkatkan dan lebih baik.
Mindset kita harus seperti itu, jangan kalau energi murah, justru santai-santai," terangbya.

Hal yang sama diungkapkan Rektor UGM, Panut Mulyono. Menurutnya sumber daya alam dan energi menjadi dua hal yang sangat terkait untuk memajukan bangsa ini sehingga energi yang murah dan tersedia menjadi hal yang mutlak. Energi yang murah akan menentukan daya saing. Kalau tidak tersedia energi yang murah, tidak akan membuat produk-produk yang diciptakan memiliki daya saing.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9060 seconds (0.1#10.140)