Pentolan Separatis Bawa-bawa PBB agar Intervensi Masalah Papua

Jum'at, 30 Agustus 2019 - 19:20 WIB
Pentolan Separatis Bawa-bawa PBB agar Intervensi Masalah Papua
Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda. Foto/Facebook Benny Wenda
A A A
JAKARTA - Separatis Papua kembali berulah. Salah satu pentolan separatis Papua Barat, Benny Wenda, yang berada di Inggris menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk intervensi masalah di wilayah timur Indonesia tersebut. Seruan disampaikan di saat situasi di wilayah itu sedang bergejolak.

Wenda adalah pemimpin United Liberation for West Papua (ULMWP) yang diberi suaka di Oxford, Inggris. Dia mengampanyekan kemerdekaan Papua Barat dari lokasi pengasingannya.

"Orang-orang Papua Barat membutuhkan perhatian internasional yang mendesak. Saya menyerukan kepada semua pemerintah dunia, anggota parlemen dan media untuk menyoroti Papua Barat. Jika dunia dan media internasional mengabaikan Papua Barat sekarang, dinas keamanan Indonesia dapat mengubahnya menjadi pertumpahan darah," katanya dalam sebuah pernyataan di situs ULMWP, Jumat (30/8/2019)

"PBB harus bertindak. Saat ini, orang-orang Papua Barat menempati gedung Parlemen dan Gubernur di Jayapura, ibu kota Papua Barat," ujarnya.

Dia menyinggung pemadaman listrik dan pemutusan layanan internet. Dia juga mengecam pengerahan pasukan tambahan dari unit polisi Brimob yang dia sebut mencapai 300 personel.

Menurut Wenda, sudah ada enam warga Papua yang ditembak mati di Deiyai. Namun, pemerintah Indonesia menegaskan laporan penembakan itu tidak benar atau hoaks.

"Orang-orang Papua Barat tidak lagi takut. Mereka berbaris dalam puluhan ribu, mengibarkan bendera Bintang Kejora. Untuk menerbangkan simbol pembebasan kita yang terlarang ini," kata Wenda. "Rakyat saya menolak untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus."

Sementara itu, sebanyak 10 truk TNI/Polri dikerahkan untuk membantu mengevakuasi dan mengantar pulang sekitar 1.000 orang massa aksi demo yang menduduki kantor Gubernur Papua pada Kamis malam.

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menjelaskan, pengerahan truk TNI/Polri dimulai sejak pukul 21.15 untuk mengantar pulang sekitar 1.000 orang massa aksi demo.

"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bentrokan antara massa aksi demo yang merasa ketakutan untuk kembali ke tempat masing-masing dengan aksi masyarakat yang mengatasnamakan kelompok masyarakat Paguyuban Nusantara yang menolak aksi demo," katanya.

Menurut Kapendam, selanjutnya Kodam XVII/Cenderawasih mengimbau terhadap masyarakat Paguyuban Nusantara untuk menghentikan aksi sweeping terhadap pelaku aksi demo.

Selain itu, pihaknya akan meningkatkan pengamananan terhadap objek-objek vital dan memback-up Polda Papua dalam rangka pengamanan aksi-aksi demo di lapangan.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6786 seconds (0.1#10.140)