Hewan Ternak di Endemik Antraks Bakal Divaksin Selama 10 Tahun
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Upaya pencegahan penyebaran penyakit antraks terus dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul. Proses vaksin akan diberikan kepada semua hewan ternak di wilayah endemik antraks di Desa Bejiharjo, Karangmojo selama 10 tahun.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, pencegahan penyebaran penyakit antraks tersebut menjadi komitmen pemkab sehingga sapi-sapi di Gunungkidul terbebas dari penyakit yang menular dan mematikan tersebut. "Vaksin kita berikan kepada hewan scara berkala. Nanti akan diberikan selama 10 tahun," terangnya kepada wartawan, Kamis (29/8/2019).
Saat ini semua hewan sudah dilakukan vaksinasi. Kemudian pemberian vaksin akan diberikan enam bulan lagi. "Jadi diberikan berkala mudah-mudahan semua tertanggulangi," ulasnya.
Dilanjutkannya, bakteri antraks bisa bertahan hingga 80 tahun. Untuk itu, upaya pencegahan harus dilakukan secara berkala. Selain penyuntikan secara berkala selama 10 tahun, di wilayah yang positif antraks juga akan dilakukan pengambilan sampel ulang untuk memastikan apakah bakteri masih ada atau tidak. Hal ini bisa digunakan untuk memastikan lingkungan sehingga masyarakat tidak resah.
Kepala Seksi Kesehatan Verteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, pemberian vaksin anti antraks untuk tahap pertama menyasar ke 662 ekor sapi, 1.472 kambing dan tujuh ekor domba. Selain memberikan vaksinasi, upaya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit pada hewan juga dilakukan.
“Salah satu fokus sosialisasi adalah dengan mengimbau agar hewan yang mati mendadak untuk tidak disembelih, namun harus langsung dikubur, karena itu bisa menjadi sumber penyebaran penyakit,"pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, pencegahan penyebaran penyakit antraks tersebut menjadi komitmen pemkab sehingga sapi-sapi di Gunungkidul terbebas dari penyakit yang menular dan mematikan tersebut. "Vaksin kita berikan kepada hewan scara berkala. Nanti akan diberikan selama 10 tahun," terangnya kepada wartawan, Kamis (29/8/2019).
Saat ini semua hewan sudah dilakukan vaksinasi. Kemudian pemberian vaksin akan diberikan enam bulan lagi. "Jadi diberikan berkala mudah-mudahan semua tertanggulangi," ulasnya.
Dilanjutkannya, bakteri antraks bisa bertahan hingga 80 tahun. Untuk itu, upaya pencegahan harus dilakukan secara berkala. Selain penyuntikan secara berkala selama 10 tahun, di wilayah yang positif antraks juga akan dilakukan pengambilan sampel ulang untuk memastikan apakah bakteri masih ada atau tidak. Hal ini bisa digunakan untuk memastikan lingkungan sehingga masyarakat tidak resah.
Kepala Seksi Kesehatan Verteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, pemberian vaksin anti antraks untuk tahap pertama menyasar ke 662 ekor sapi, 1.472 kambing dan tujuh ekor domba. Selain memberikan vaksinasi, upaya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit pada hewan juga dilakukan.
“Salah satu fokus sosialisasi adalah dengan mengimbau agar hewan yang mati mendadak untuk tidak disembelih, namun harus langsung dikubur, karena itu bisa menjadi sumber penyebaran penyakit,"pungkasnya.
(nun)