Menteri PUPR Sebut Ibu Kota Baru Ikon Kota Cerdas dan Modern

Selasa, 27 Agustus 2019 - 21:00 WIB
Menteri PUPR Sebut Ibu Kota Baru Ikon Kota Cerdas dan Modern
Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono memberikan kuliah umum mahasiswa baru program pascasarjana Fakultas Teknik UGM di Grha Sabha Pramanan, kampus setempat, Selasa (27/8/2019). FOTO/Dok Humas UGM
A A A
YOGYAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono mengatakan, ibu kota Indonesia baru akan didesain sebagai kota cerdas, modern dan berstandar internasional sekaligus ikon urban yang merepresentasikan kemajuan bangsa yang unggul. Sebagai tahap awal, pemerintah akan menyiapkan konsep desain tersebut.

“Dimulai pada tahun ini hingga 2020, pemerintah tengah menyiapkan desain kawasan, konsep tata ruang dan tata banguan dan lingkungan. Kita akan menentukan di mana letak istananya, kantornya, perumahan, dan lokasi komersilnya,” kata Basuki Hadi Muljono usai memberikan kuliah umum mahasiswa baru program pascasarjana Fakultas Teknik UGM di Grha Sabha Pramanan, kampus setempat, Selasa (27/8/2019).

Selain itu setelah anggaran sudah disetujui segera akan membangun prasarana dasar dalam rangka membuka akses menuju lokasi ibu kota. Selanjutnya waduk untuk pasokan air bersih, sarana transportasi dari kereta api dan listriknya serta perumahan dan perkantoran.

Pembangunan sarana dasar berupa jalan ini ditargetkan akan dimulai pada pertengahan tahun depan. Apabila sarana dasar ini sudah dibangun diikuti dengan perkantoran dan perumahan maka proses pemindahan sudah bisa dilakukan tahun 2023.

“Untuk pemindahannya bertahap, mulai kantor utama PU dulu, kantor keuangan dan kantor presiden,” paparnya.

Proses pemindahan ibu kota ini menurut Basuki dilakukan dengan kajian mendalam agar pemindahan ini tidak menjadi sia-sia. Bahkan pemerintah sudah mengkaji dari pengalaman 78 proses pemindahan ibu kota negara di seluruh dunia.

Basuki menjamin proses pembangunan ibu kota baru tidak merusak lingkungan. Bahkan pihaknya akan menghijaukan kembali daerah bekas
sawit dan batu bara yang ada di sekitar ibu kota baru. Konsepnya A City in The Forest, hutan Suharto banyak bekas sawit akan dihutankan lagi.

Pakar pembangunan wilayah UGM, Prof Rijanta mengatakan, pemilihan lokasi ibu kota baru, sudah tepat. Menurutnya dibanding kota-kota lain yang sempat muncul dalam wacana ibu kota baru, kota-kota di Kalimantan Timur dianggap paling siap untuk dikembangkan untuk fungsi yang lebih besar.

“Semua ada plus minus, tapi Kalimantan Timur banyak plusnya. Infrastrukturnya siap bandara sudah ada lalu dekat dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia yang menjadi alur utama pelayaran skala besar, jadi dari segi angkutan laut juga strategis sekali,” terangnya.

Di samping itu, dari segi sosial, heterogenitas masyarakat yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini lebih siap untuk menerima perubahan. “Kota yang sudah familiar dengan mengelola perbedaan bisa menjadi kota yang lebih besar tanpa harus ada banyak masalah dalam prosesnya,” jelasnya.

Soal target pemindahan tahun 2024 juga dirasa cukup masuk akal. Persiapan yang krusial, terletak pada penyiapan dan penyesuaian peraturan perundang-undangan yang diperlukan. Sebab untuk konstruksinya tiga sampai empat tahun cukup. “Yang penting legalitasnya dikejar supaya beres dulu,” ungkapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2683 seconds (0.1#10.140)