Kuliner Nasi Daun Manado Makin Diburu Pelanggan

Senin, 26 Agustus 2019 - 13:00 WIB
Kuliner Nasi Daun Manado Makin Diburu Pelanggan
Nasi daun Manado ini sekilas mirip nasi kucing di Jawa atau nasi jinggo di Bali. Nasi ini memiliki cita rasa rempah khas Manado dan dijual di minimarket. (SINDOnews/Cahya Sumirat)
A A A
MANADO - Di Kota Manado, sejumlah minimarket menjual menu nasi lengkap dengan lauk ala rumahan. Nasinya pun dibungkus rapi dengan daun pisang. Di minimarket, makanan ini diletakkan di dekat area kasir sehingga langsung memikat mata para pelanggan. Dan, ternyata peminatnya cukup banyak.

Nasi bungkus ini kerap diburu karena memudahkan konsumen dalam mencari menu santapannya. Kemasannya praktis, menarik, dan dijamin higienis. Selain itu, harganya pun terjangkau. Lewat promosi gencar di media sosial, nasi bungkus yang dijual di minimarket ini menjadi populer dan dicari konsumen lokal maupun wisatawan.

Nasi bungkus yang di Manado disebut nasi daun. Saat ini sudah menjadi ciri atau kekhasan kuliner di ibu kota Sulawesi Utara (Sulut) itu. Bahkan orang nomor satu di Sulut, yaitu Gubernur Olly Dondokambey, pernah mencicipi dan tak sungkan-sungkan ikut memperkenalkannya. Tak heran jika kemudian nasi daun semakin dikenal dan digandrungi oleh masyarakat luas.

Nasi daun yang dipasok Owi Culinary ini berisi menu yang merupakan kuliner khas Sulut. Di awal kemunculannya, nasi daun membuat banyak orang penasaran dengan rasanya. Racikan bumbu yang digunakan pada menu sangat enak dan terasa berbeda. Jenis lauknya ada suwiran daging ayam, ikan tuna, dan ikan cakalang yang merupakan bahan pangan khas Pulau Sulawesi.

“Bukan hanya itu. Pembeli juga bisa merasakan renyahnya tempe goreng kacang, mi goreng, dan dabu-dabu merah khas Owi Culinary,” beber Tammy William Gerrits, sang produsen nasi daun.

Sejalan dengan makin menjamurnya nasi daun di minimarket, peminat nasi daun ini semakin banyak sehingga permintaan juga meningkat. Guna memenuhi permintaan tersebut, Owi Culinary, kata Tammy, ingin terus memperlebar pemasarannya hingga ke beberapa tempat di Manado. Saat ini nasi daun telah tersedia di banyak minimarket yang tersebar di Manado, termasuk minimarket yang buka 24 jam dan di minimarket bandara.

“Tidak disangka, ternyata sangat digemari karena pembeli menilai porsi dan rasanya sangat pas untuk menopang rasa lapar selama dalam perjalanan di pesawat yang bisa berlangsung 3—4 jam. Selain itu, sajian ini praktis dan higienis,” kata Tammy, mengutip komentar konsumennya.

Tammy menjamin pembungkus nasi yang digunakannya adalah daun pisang bersih dan ini tentu sangat ramah lingkungan. Selain itu, meski dijual di kawasan bandara, harga menu per porsi tetap terjangkau untuk semua kalangan.

“Bahkan ada yang dijadikan buah tangan oleh para penumpang dan turis. Saat ini nasi daun sudah dianggap sebagai makanan khas Sulawesi Utara. Sama seperti nasi kuning woka yang telah banyak dikenal,” kata Tammy, bangga.

Nasi daun dibanderol dengan harga Rp10.000 per bungkus. Bahkan awalnya ada yang dijual Rp5.000 untuk setengah porsi, mirip nasi kucing di Jawa atau nasi jinggo di Bali. “Tapi karena banyak konsumen yang minta ditambah porsinya, pihak Indomaret lantas meminta kami untuk menambah porsi menjadi satu porsi dan harganya disesuaikan,” kata Tammy.

Produk nasi daun mulai didistribusikan ke minimarket sejak Januari 2018. Ide awal pembuatan nasi daun ini adalah dari nasi kuning yang dibungkus daun woka. Makanan ini sudah sangat dikenal, padahal di Sulut, masih banyak makanan tradisional yang tak kalah enak dengan nasi kuning berbungkus daun woka. Dari situ muncullah ide untuk membuat masakan yang menggunakan bahan dasar serta rempah-rempah yang ada di Sulut. Ditambah hasil lautnya yang berupa ikan cakalang, tuna, cakalang fufu, juga daging ayam. Bahan-bahan tersebut kemudian dibungkus secara praktis menggunakan daun pisang, yang juga banyak terdapat di Sulut.

Produk nasi daun ini cocok disantap untuk segala kegiatan seperti habis berolahraga dan refreshing. Bahkan nasi daun juga bisa menjadi teman minum kopi yang nikmat, apalagi kala disajikan hangat. Wadah pembungkusnya pun menjadi kelebihan tersendiri karena ramah lingkungan.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2329 seconds (0.1#10.140)