Kunjungi Hamzah Haz, Humphrey Djemat Minta Nasihat untuk Persatuan PPP
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengunjungi kediaman mantan Wakil Presiden, Hamzah Haz di Jalan Patra Kuningan, Kamis (17/1/2019). Pertemuan keduanya berlangsung kurang lebih selama satu jam.
Humphrey mengatakan, kunjungannya merupakan silaturahmi kepada mantan Ketua Umum PPP sekaligus meminta nasihat dan doa demi keutuhan partai berlambang kakbah.
"Silaturahmi, beliau kan mantan Ketua Umum PPP. Kita minta nasihat dan juga doanya, itu aja," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (18/1/2019).
Dalam kesempatan itu, Humphrey juga menyampaikan niatnya untuk melakukan islah atau perdamaian dengan PPP kubu Romahurmuziy. "Kata Pak Hamzah yang penting kita ada nawaitu-nya untuk bersatu," kata Humphrey.
Sementara itu, Hamzah Haz mengaku prihatin dengan perpecahan PPP menjadi dua kubu. Dia khawatir PPP tidak lolos parliamentary threshold. Padahal dulu PPP adalah partai Islam terbesar. "Empat persen (batas minimal parliamentary threshold) cukup berat," katanya.
Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh dua kubu PPP karena Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 sudah dekat. Apalagi dua kubu memiliki pilihan capres berbeda sehingga pertentanganya semakin tajam. Yang bisa dilakukan adalah menunggu.
Jika hasil Pileg 2019 ternyata PPP tidak lolos parliamentary threshold, maka Hamzah Haz akan mengumpulkan para senior partai untuk menyelamatkan PPP.
Humphrey mengatakan, kunjungannya merupakan silaturahmi kepada mantan Ketua Umum PPP sekaligus meminta nasihat dan doa demi keutuhan partai berlambang kakbah.
"Silaturahmi, beliau kan mantan Ketua Umum PPP. Kita minta nasihat dan juga doanya, itu aja," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (18/1/2019).
Dalam kesempatan itu, Humphrey juga menyampaikan niatnya untuk melakukan islah atau perdamaian dengan PPP kubu Romahurmuziy. "Kata Pak Hamzah yang penting kita ada nawaitu-nya untuk bersatu," kata Humphrey.
Sementara itu, Hamzah Haz mengaku prihatin dengan perpecahan PPP menjadi dua kubu. Dia khawatir PPP tidak lolos parliamentary threshold. Padahal dulu PPP adalah partai Islam terbesar. "Empat persen (batas minimal parliamentary threshold) cukup berat," katanya.
Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh dua kubu PPP karena Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 sudah dekat. Apalagi dua kubu memiliki pilihan capres berbeda sehingga pertentanganya semakin tajam. Yang bisa dilakukan adalah menunggu.
Jika hasil Pileg 2019 ternyata PPP tidak lolos parliamentary threshold, maka Hamzah Haz akan mengumpulkan para senior partai untuk menyelamatkan PPP.
(amm)