Prabowo Sebut Jateng Lebih Luas dari Malaysia, Ganjar Tertawa

Jum'at, 18 Januari 2019 - 08:04 WIB
Prabowo Sebut Jateng Lebih Luas dari Malaysia, Ganjar Tertawa
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hanya tertawa mendengar capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut Jawa Tengah lebih luas dari Malaysia. FOTO/IST
A A A
PEMALANG - Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat capres perdana tadi malam menyebut Jawa Tengah lebih luas daripada negara Malaysia. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hanya tertawa mendengarnya.

"Ya lumayanlah Jawa Tengah disinggung tadi ya, soal luasan heheheā€¦," kata Ganjar usai menyaksikan debat capres di Cafe Wapres JK Pemalang, Kamis (17/1/2019).

Dilansir dari Wikipedia, luas Jateng yakni 32.548 kilometer persegi atau sekitar 28,94% dari luas Pulau Jawa. Sementara Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari 13 negeri (negara bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 329.847 kilometer persegi.

Secara keseluruhan, lanjut Ganjar, debat pertama tersebut berlangsung menarik. Masyarakat Indonesia begitu antusias menanggapi hal itu, khususnya warganet.

"Saya nonton langsung dan mengikuti suara netizen, wah serunya minta ampun. Saya menuliskan beberapa qoute yang ada di situ dan responsnya luar biasa. Mudah-mudahan semua belajar dan mengikuti terus perdebatannya," tambahnya.

Terkait pertanyaan dari panelis, Ganjar menilai pertanyaan yang diajukan cukup bagus. Mekanisme debat yang hanya membacakan pertanyaan dari panelis tidak membuat ketegangan.

"Saya mengalami itu dalam debat Pilgub dimana panelis dihadirkan. Dengan hanya dibacakan pertanyaannya, ini membuat suasananya tidak terlalu tegang. Penontonnya kalau dilihat dari TV tadi ndak seru, tapi saya yakin di sananya pasti sangat seru," ucapnya.

Debat Capres dan Cawapres sendiri di lakukan di Hotel Bidakara Jakarta. Ada enam panelis yang memberikan pertanyaan dalam debat tersebut, yakni Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo, Ketua Komisi Nasional hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik, Ahli Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti.

Selain itu ada pula ahli hukum tata negara, Margarito Kamis, guru besar hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana dan Ketia Mahkamah Agung Republik Indonesia, Bagir Manan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2177 seconds (0.1#10.140)