Maskapai Qantas Tes Penerbangan pada Rute Terjauh di Dunia

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 10:00 WIB
Maskapai Qantas Tes Penerbangan pada Rute Terjauh di Dunia
Qantas Tes Penerbangan pada Rute Terjauh di Dunia. REUTERS
A A A
SYDNEY - Uji coba layanan penerbangan 19 jam akan dilakukan maskapai penerbangan Qantas dari Sydney ke London dan New York yang akan menjadi rute terjauh di dunia.

Tes itu untuk mengetahui bagaimana para penumpang dan kru dapat melalui penerbangan jarak jauh tersebut. Maskapai itu berencana mengoperasikan layanan non-stop itu paling cepat pada 2022.

Jika berhasil diluncurkan, layanan akan menjadi penerbangna langsung terjauh di dunia. Tes penerbangan akan dimulai akhir tahun ini dengan setiap pesawat membawa 40 penumpang yang kondisi kesehatannya akan terus dipantau sepanjang perjalanan.

Chief Executive Officer (CEO) Qantas Alan Joyce menjelaskan, penerbangan langsung dari pantai timur Australia ke London dan New York itu menjadi perbatasan akhir dalam dunia penerbangan. “Penerbangan ultra-jauh itu memunculkan banyak pertanyaan tentang kenyamanan dan kondisi para penumpang serta kru,” ungkap Joyce, dilansir BBC.

Maskapai menyatakan penerbangan non-stop dari New York dan London ke Sydney akan membutuhkan waktu sekitar 19 jam untuk setiap rute. Penerbangan itu juga harus mempertimbangkan kondisi angin dan cuaca sepanjang perjalanan udara.

Qantas akan melakukan tiga tes penerbangan dan para peserta terdiri atas kru dan pegawai Qantas. Semuanya akan dipasangi peralatan teknologi canggih yang dapat dipakai. Pola tidur, serta konsumsi makanan dan minuman akan dilacak untuk menentukan dampak pada kesehatan dan jam tubuh.

Penerbangan jarak jauh itu akan menggunakan jenis pesawat Boeing 787-9. Pihak maskapai menjelaskan, mereka akan memutuskan apakah penerbangan akan dimulai pada akhir tahun ini.

Persaingan di pasar penerbangan ultra-jauh itu sangat intensif dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah maskapai juga telah terbang dalam rute-rute jarak jauh.

Singapore Airlines telah meluncurkan perjalanan hampir 19 jam dari Singapura ke New York tahun lalu yang saat ini menjadi penerbangan komersial terjauh di dunia. Maskapai Qatar melayani penerbangna 17,5 jam antara Auckland dan Doha.

Tahun lalu, Qantas memulai layanan non-stop 17 jam 20 menit dari Perth ke London. Penerbangan ini memangkas waktu terbang hingga empat jam dengan menghapus transit di Singapura atau Timur Tengah.

Penerbangan dengan Boeing 787-9 Dreamliner itu mencakup jarak lebih dari 14.484 km. Jalur baru itu disebut layanan “Rute Kanguru”.

Saat penerbangan perdana, Kapten Lisa Norman membukukan sejarah melakukan penerbangan terjauh di dunia bagi jenis pesawat Boeing Dreamliner. Ini juga merupakan penerbangan terpanjang kedua di dunia setelah layanan Qatar Airways yang melayani rute antara Doha dan Auckland yang berjarak 14.529 km atau hanya lebih 31 km dibandingkan jarak dari Perth ke London.

“Penerbangan ini menandai hari bersejarah bagi penerbangan. Mulai hari ini penerbangan akan menjadi jalur pertama antara Australia dan Eropa yang pernah ada non-stop dalam penerbangan. Kami sangat gembira,” papar CEO Qantas Alan Joyce ketika itu.

Sekitar 730.000 turis Inggris mengunjungi Australia setiap tahun dan layanan baru itu dapat mendorong minat di negara bagian Australia Barat yang terkenal dengan pantai timurnya. “Akan ada lebih banyak peluang dibandingkan sebelumnya bagi kami untuk menunjukkan dan menyoroti semua bagian terbaik Australia, termasuk beberapa bagian ikonik dan paling hebat dari Australia Barat,” ujar Menteri Pariwisata Australia Steven Ciobo.

Layanan penerbangan ini merupakan pengubah permainan. “Untuk memiliki peluang naik pesawat di Heathrow dan keluar di Perth merupakan fenomena yang luar baisa dan saya yakin kami akan melihat banyak dan banyak orang mengambil keuntungan itu,” kata Komisioner tinggi untuk Australia di Inggris, Mena Rawlings.

Jalur ini merupakan bagian dari rencana ambisius Qantas yang diungkap dua tahun lalu untuk menambah penerbangan ultra-jauh dalam jadwal global. Ini akan termasuk penerbangan non-stop dari pantai timur Australia ke Eropa yang akan dinamai “Proyek Matahari Terbit”.

Sebelumnya, Joyce menyatakan, “Penerbangan semacam itu merupakan perbatasan terakhir penerbangan global, penangkal tirani jarak dan revolusi bagi perjalanan udara di Australia.”

Qantas sebagai maskapai tertua kedua di dunia itu pertama kali mengoperasikan layanan “Rute Kanguru” dari Sydney ke London pada 1947 yang saat itu membutuhkan waktu empat hari dan sembilan transit. (Syarifudin)
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7953 seconds (0.1#10.140)