Wakil Daerah Bertukar Pikiran dalam Simposium Pelibatan Masyarakat di Era 4.0

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 09:00 WIB
Wakil Daerah Bertukar Pikiran dalam Simposium Pelibatan Masyarakat di Era 4.0
Para pembicara Simposium Walikota dan Bupati dalam rangkaian Civic Engagement 4.0 2019 di Solo, saat memberi keterangan pers, Kamis (22/8/2019). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Simposium Wali Kota dan Bupati terkait pelibatan masyarakat di era 4.0 digelar di Kota Solo. Perwakilan dari berbagai daerah bertukar pikiran dan berbagi inovasi pembangunan perkotaan berkelanjutan.

Diskusi antara perwakilan pemerintah daerah Indonesia dan negara di Asia Tenggara, akademisi, perwakilan organisasi masyarakat sipil untuk mewujudkan kota-kota yang lebih manusiawi, adil dan berkelanjutan.

“Diskusi, kritik dan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat perlu dilaksanakan,” kata Dr Dicky Sofjan, Core Doctora Fakulty, Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) di sela sela Civic Engagement 4.0 2019 di Solo, Kamis (22/8/2019).

Sebab semua kota di dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan berat dengan perubahan demografi, konstelasi politik, ekonomi dan budaya yang cepat. Dalam simposium menghadirkan pembicara Tulus Widajat (Kepala Bappeda Solo), Ibnu Sina (Wali Kota Banjarmasin), Lalu Martawang (Asisten Wali Kota Mataram), Ahmad Dewanto Hadi (Kepala Bappeda Lombok Timur), Immawan Wahyudi (Wakil Bupati Gunungkidul, dan Mr Pongsak Yingchoncharoen (Wali Kota Provinsi Yala, Thailand)

Para narasumber telah memaparkan perencanaan atau kebijakan kota yang melibatkan masyarakat. Seperti Banjarmasin tentang inovasi bebas sampah plastik. Solo menuju kota budaya sejahtera mandiri lewat pengembangan manusia sejak dalam kandungan hingga lansia.

Lombok tentang kesiapsiagaan masyarakat pasca bencana gempa bumi. Gunungkidul tentang pengembangan masyarakat sejak unit terkecil. Serta Yala, provinsi di Thailand Selatan yang berusaha mengembangkan sumberdaya alami, budaya dan menjaga harmoni di masyarakat.

Direktur Kota Kita, Ahmad Rifai mengatakan, simposium diharapkan bisa menggalang ide dari berbagai sektor dalam mewujudkan kota-kota yang lebih manusiasi, berkelanjutan dan adil. Hasil simposium bisa diberikan kepada pemerintah daerah sebagai rekomendasi. “Jadi kita terhubung dengan aliansi-aliansi yang bergerak di bidang yang sama dari negara-negara lain,” kata Ahmad Rifai.

Hal ini menyoroti tantangan unik yang dihadapi pemerintah kota dan kabupaten dalam masyarakat yang berubah dengan cepat. Selain itu juga fokus pada praktik yang baik dan solusi inovatif para pemimpin dalam menyelesaikan masalah.

“Kita berbagi ilmu bagaimana pemberdayaan masyarakat dan menggerakkan stakeholder dalam mengelola kota. Forum ini juga bisa menjadi civic education agar segera terwujud kesejahteraan,” ujar Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0097 seconds (0.1#10.140)