Pariwisata Jadi Andalan Devisa, Sumbang 19,2 Miliar Dolar AS

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 07:30 WIB
Pariwisata Jadi Andalan Devisa, Sumbang 19,2 Miliar Dolar AS
Pariwisata Jadi Andalan Devisa, Sumbang 19,2 Miliar Dolar AS. Foto/Istimewa
A A A
PURWOREJO - Sektor pariwisata telah menjadi andalan devisa negara. Pada tutup buku 2018, sektor ini mampu menyumbang devisa terbesar degan nilai mencapai lebih dari 19,2 miliar dolar AS. Kementerian Pariwisata akan terus menggenjot kunjungan wisatawan dengan memaksimalkan potensi destinasi Bali baru.

“Kita sudah kalahkan sektor migas. Sekarang pariwisata menjadi andalan,” jelas Menteri Pariwisata Arif Yahya dalam rakor Pengembangan Kawasan pariwisata Borobudur, di Glamping De Loano, Purworejo, Jawa Tengah Kamis (21/8/2019).

Sektor pariwisata kata Arif Yahya, akan terus digenjot agar mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Apalagi sektor ini dikenal lebih ramah lingkungan dan mampu menghasilkan multiplayer effect yang lebih luas di masyarakat. “Sekarang di sini tidak boleh lagi ada pohon ditebang,” jelasnya.

Devisa sektor wisata ini terbesar disumbang dari Bali dengan sumbangsih mencapai 40 persen. Disusul Jakarta dengan 30 persen dan Kepulauan Riau (Kepri) dengan kontribusi 20 persen. Dari ketiga wilayah ini telah memberikan kontribusi hingga 90 persen. Sementara Yogyakarta hanya memberikan kontribusi sekitar 1,2 persen.

“Kontribusi Yogyakarta masih kecil hanya 1,2 persen dari 10 juta wisman,” jelasnya.

Minimnya kontribusi Yogyakarta ini, tidak lepas dari kondisi penerbangan langsung ke luar negeri yang terbatas. Bandara Yogyakarta sudah sangat padat sehingga penerbangan langsung ke luar negeri juga tidak maksimal. Namun permasalahan ini akan terselesaikan dengan dibukanya penerbangan di bandara internasional Yogyakarta (YIA).

Presiden, imbuh Arif, tiga tahun lalu telah menetapkan sejumlah destinasi pariwisata Bali baru. Namun saat ini tinggal ada 3 destinasi yang menjadi super prioritas. Yakni danau Toba, Borobudur dan Mandalikan. Dalam perkembangannya adalah tambahan satu lagi yakni Labuhan Bajo.

Sementara destinasi ungggulan di Provinsi Babel, Jawa Barat dan di Sulawesi Utara di kawasan Likupang yang menjadi super prioritas. Pertumbuhan Likupang juga cukup bagus dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan hingga 5 kali lipat.

Dloano ini, merupakan destinasi keempat yang telah dikunjungi. Sebagai super prioritas maka akan ada penambahan anggaran untuk pengembangan menjadi Rp6,4 triliun. Anggaran ini untuk 4 destinasi super prioritas. Alokasi anggaran Borobudur Rp1,48 atau 1,5 triliun di 2020.

“Kementerian PUPR akan mengalokasikan anggara pendukung. Presiden sudah menginstruksikan agar infrastruktur dan utilitas dasar (air listrik dan internet) harus ada,” jelasnya.

Direktur Badan Otoritas Borobudur, Indah Juanita mengatakan, Glamping De Loano ini menjadi salah satu destinasi penyangga Candi Borobudur. Wisatawan bisa menikmati camping di puncak bukit dengan menyuguhkan panorama alam yang indah. Mulai dari kebun teh, hingga adventure offroad di Perbukitan. Bahkan ada juga potensi kuliner khas kopi.

“Kita ada tenda rumah pohon dan ini seperti laboratorium non medik,” ujarnya.

Glamping ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat di tiga kabupaten yakni Purworejo, Kulonprogo dan Magelang yang ada dalam satu kawasan. “Ke depan akan kita bangun resort, dan menambah akses mice,” terangnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7800 seconds (0.1#10.140)