China Dituduh Lakukan Intimidasi di Laut China Selatan

Rabu, 21 Agustus 2019 - 08:30 WIB
China Dituduh Lakukan Intimidasi di Laut China Selatan
Kapal induk Amerika Serikat, USS Carl Vinson, saat beroperasi di Laut China Selatan pada 2017. Foto/US Navy/Z.A. Landers
A A A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton, menuduh China melakukan intimidasi dan berperilaku koersif di Laut China Selatan.

Tuduhan itu muncul justru setelah Pentagon meningkatkan latihan militernya sendiri di jalur-jalur kapal perang, dan jalur terbang pesawat pengebom di wilayah tersebut.

"Peningkatan upaya Beijing baru-baru ini untuk mengintimidasi orang lain dari pengembangan sumber daya di Laut China Selatan mengganggu," tulis Bolton di Twitter pada hari Selasa.

"Amerika Serikat berpihak kuat pada mereka yang menentang perilaku koersif dan taktik intimidasi yang mengancam perdamaian dan keamanan regional," lanjut Bolton yang dikutip dari akun Twitter-nya, @AmbJohnBolton, Rabu (21/8/2019).

Bolton tidak merinci insiden yang dimaksud sebagai intimidasi China di kawasan sengketa tersebut. Namun, tudingannya itu diduga sebagai penegasan Gedung Putih atas pembelaannya kepada Filipina, yang terlibat sengketa perairan di Laut China Selatan.

Selama akhir pekan, Manila memprotes Beijing setelah kapal perang China berlayar melintasi perairan yang dianggap Filipina sebagai bagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE)-nya dan dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

Sementara itu, Washington telah memamerkan pasukan maritimnya sendiri di hadapan Beijing dengan secara teratur mengirim kapal perangnya ke Laut China Selatan dengan dalih operasi kebebasan navigasi (FONOP). Apa yang dilakukan militer AS itu tidak dianggap Bolton sebagai intimidasi AS.

Juru bicara Armada Ketujuh AS, Clay Doss, mengatakan pengiriman kapal perang di Laut China Selatan bertujuan untuk menantang klaim maritim yang berlebihan oleh China.

Pentagon juga meningkatkan latihan Angkatan Laut-nya di kawasan tersebut dan mengirim pesawat pengebom strategis B-52 untuk terbang di atas pulau yang disengketakan dan dikendalikan China.

Para pejabat di Beijing mengecam manuver militer Washington tersebut sebagai "tindakan provokatif" yang melanggar kedaulatan negara China dan merusak perdamaian, keamanan, dan ketertiban laut yang relevan.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8958 seconds (0.1#10.140)