Bantuan Stimulan Perumahan Dikeluhkan Tak Tepat Sasaran

Jum'at, 16 Agustus 2019 - 13:27 WIB
Bantuan Stimulan Perumahan Dikeluhkan Tak Tepat Sasaran
Sokinem Widiharjo, warga RT 34, Kanigoro, Mangunan, Dlingo berharap menerima bantuan BSPS seperti warga yang lain. FOTO/SINDOnews/Ainun Najib
A A A
BANTUL - Bantuan stimulan peremuan di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul dikeluhkan banyak yang tak tepat sasaran. Bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) ditengarai justru menyasar masyarakat mampu, sementara masyarakat yang benar-benar membututuhkan bantuanjustru tidak menerima bantuan tersebut.

Seperti yang dialami oleh Sokinem Widiharjo, warga RT 34, Kanigoro, Mangunan ini. Nenek yang diperkirakan berusia 90 tahun ini tinggal di rumah gedhek. Di rumah yang jadi satu dengan dapur tanpa sekat ini dia tinggal bersama suaminya yang sudah sulit beraktivitas lantaran usia.

Kondisi rumah memang cukup memprihatinkan. Lantai rumah masih tanah, beberapa bagian dinding yang berasal dari ayaman bambu itu terlihat bolong di makan usia. Di dalam rumah tak terlihat perabot yang berharga. Hanya ada sebuah meja, ranjang dan tunggu kayu.

Rumah Sokinem ini menempel dengan rumah anaknya, Jiono. Kondisi rumah Jiono sudah agak mendingan dengan batu bata yang sebagian belum diplester. Rumah itu ditinggali bersama keluarga Yayan Eko Ariyanto,22. Sehari-hari Sokinem tidak bekerja. Sementara Jiono bekerja sebagai pencari kroto untuk pakan burung, sedangkan anaknya, Yayan bekerja serabutan dengan penghasilan tak menentu.

“Belum ada bantuan. Harapan kami dapat bantuan seperti yang lainnya,”ujar Sokinem dalam Bahasa Jawa saat bertemu dengan wartawan, Kamis (15/8/2019). Sokinem juga membenarkan jika mereka telah mengajukan permohonan bantuan BSPS itu untuk cucuny Yayan yang belum punya rumah.

Rumah Dua Lantai Terima Bantuan

Kondisi sangat berbeda terlihat dari salah satu rumah penerima BSPS di Dusun Sukorame, Mangunan, Dlingo. Sebuah rumah permanen dua lantai yang juga dijadikan warung justru mendapat bantuan sebesar Rp17,5 juta itu. Di depan warungnya juga terlihat sepeda motor terparkir di teras warung.

Salah seorang penghuni rumah membenarkan kepada wartawan jika dirinya mendapat bantuan itu. “Yang Rp15 juta diberikan dalam bentuk material sementara yang Rp2,5 juta untuk biaya tukang,” jelasnya. Tampak di samping rumah dua lantainya tengah dibangun rumah yang disebut dari bantuan tersebut.

Carik Desa Mangunan , Dwi Eko Susanto menyebut ada sekitar 200 penerima program BSPS di Mangunan untuk tahun ini. Meski demikian Dwi Eko Susanto mengaku tidak mengetahui secara detail terkait program ini. “Untuk program ini Carik ke bawah tidak dilibatkan. Jadi saya tidak tahu menahu,” terangnya.

Eko menyebut program BSPS tahun ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Kalau pada program sebelumnya, pihaknya dilibatkan sehingga program tersebut bisa dikawal oleh pihak desa dan tidak salah sasaran. “Setahu saya dari Kementerian PUPR sudah memberikan kriteria secara jelas siapa yang bisa menerima bantuan. Jika itu dilakukan dengan benar seharusnya tidak akan masalah,” terangnya.

Senada dengan Eko, Kasie Kesejahteraan Desa Mangunan, Suroto juga mengaku tak tahu menahu tentang program ini. Padahal seksi yang dipimpinnya merupakan leading sector program ini. “Katanya saya sebagai pendamping namun sampai saat ini saya belum terima SK. Saya juga tak tahu menahu terkait progarm ini,” tegasnya.

Seperti diketahui dalam program BSPS ini setiap penerima bantuan berhak mendapatkan bantuan sebesar Rp17,5 juta dengan rincian Rp15 juta diberikan dalam bentuk material dan Rp2,5 juta sebagai biaya HOK (Hari Orang Kerja). Kementerian PUPR memberikan syarat tegas sebagai penerima bantuan ini di antaranya masyarakat berpenghasilan rendah di bawah UMP dan belum memiliki rumah atau menghuni rumah tidak layak.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8855 seconds (0.1#10.140)